kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   7,71   0.83%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kematian pasangan meningkatkan risiko penyakit


Kamis, 13 Juli 2017 / 18:22 WIB
Kematian pasangan meningkatkan risiko penyakit


Sumber: Kompas.com | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Kehilangan pasangan hidup memang memilukan. Yang menarik, rasa kesepian dan kehilangan yang berlarut-larut bisa memicu risiko sejumlah penyakit berbahaya. 

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA Internal Medicine pada 2014 menyebutkan, kematian pasangan bisa meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Dikutip dari LiveScience, peneliti yang berasal dari Universitas St. George Inggris itu menemukan bahwa perubahan fisiologis yang memicu serangan jantung dan stroke berhubungan dengan kesedihan mendalam yang dirasakan ketika pasangan meninggal.

Selain penyakit jantung dan stroke, kesepian juga membawa efek buruk lainnya bagi kesehatan. Misalnya, depresi, pola makan yang tidak sehat, dan melemahnya sistem kekebalan tubuh.

Dari sebuah survei yang dilakukan lembaga Independent Age yang bermarkas di Inggris, lelaki memang lebih legawa.

Disebutkan dalam survei itu bahwa wanita-lah yang lebih sulit menghadapi kematian pasangannya sehingga lebih rentan mengalami kesepian, kesedihan, dan depresi.

Sebanyak 30 persen dari wanita yang disurvei mengatakan bahwa kesepian adalah hal yang paling sering mereka rasakan dan sulit diatasi setelah kehilangan orang yang mereka cintai. Adapun pria, hanya 17 persen yang berani mengakui hal tersebut.

Secara keseluruhan, wanita merasa kesepian selama delapan bulan setelah kehilangan pasangan mereka. Satu dari lima orang di antaranya bahkan masih merasa kesepian hingga tiga tahun kemudian.

Kematian memang merupakan takdir yang tak bisa dimungkiri. Tidak ada batasan berapa lama manusia akan hidup.

Meski kematian tak terelakkan, tapi risiko-risiko pemicu kematian sebenarnya bisa dihindari. Menerapkan pola hidup sehat adalah caranya. 

Tak terbantahkan, menjaga asupan makanan dan aktivitas fisik merupakan fondasi untuk memilih tubuh yang sehat. Selain itu, deteksi dini terhadap serangan penyakit pun perlu dilakukan, terutama bagi kelompok usia muda yang sering kali merasa sehat-sehat saja. 

Sebab, semakin cepat terdeteksi, semakin memungkinkan pula penyakit kronis tersebut diobati. Tingkat harapan hidup pun semakin tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×