Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Januari 2021 lalu menargetkan pada tahun 2024 kasus stunting di Indonesia bisa ditekan hingga berada di angka 14%. Selain itu angka kematian ibu bisa ditekan hingga di bawah 183 kasus per 100.000 ibu melahirkan.
Menindaklanjuti arahan tersebut, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerjasama dengan Kalbe Nutritionals dan Klikdokter melakukan percepatan penanganan kejadian stunting.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, stunting harus ditekan dari hulu ke hilir mulai dari program edukasi hingga intervensi gizi untuk mencegah anak gagal tumbuh.
Program edukasi penting agar anak tidak salah gizi dan yang juga harus diperhatikan adalah pengamatan terhadap kondisi gizi anak.
Seperti diketahui, jumlah kasus stunting di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 27,67%. Angka itu berhasil ditekan dari 37,8% di tahun 2013.
Baca Juga: Wajib dan gratis, berikut 5 imunisasi dasar lengkap bagi anak
Namun, angka ini masih lebih tinggi dibandingkan toleransi maksimal stunting yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) yaitu kurang dari 20%.
"Pandemi telah mengakibatkan kegiatan posyandu di banyak daerah terhenti, padahal selama ini Posyandu berperan besar sebagai langkah awal pengawasan gizi anak. Kami berharap kolaborasi ini menjadi cara alternatif agar gizi dan kesehatan anak di Indonesia terpantau,” ungkap Hasto, Selasa (4/5).
President Director Kalbe Nutritionals, Ongkie Tedjasurja berharap, program perbaikan gizi ibu hamil, wanita usia subur, dan bayi pada akhirnya adalah investasi penting bagi masa depan bangsa.