kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Awas! Kurang tidur bisa mengganggu fungsi otak dan kinerja


Sabtu, 20 Februari 2021 / 08:44 WIB
Awas! Kurang tidur bisa mengganggu fungsi otak dan kinerja
ILUSTRASI. Tidur adalah fondasi dari kesehatan mental dan fisik, performa kerja, produktivitas, hingga kesuksesan karir.


Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tidur mungkin aktivitas yang sering kita sepelekan karena setiap harinya kita pasti melakukan hal tersebut. Padahal, tidur adalah fondasi dari kesehatan mental dan fisik, performa kerja, produktivitas, hingga kesuksesan karir.

Secara umum, banyak penelitian mengungkapkan, jika kita tidak cukup tidur, kita lebih berisiko mengalami serangan jantung atau stroke, dan risiko kematian karena penyakit jantung akan menjadi dua kali lipat. Kurang tidur juga berkaitan dengan depresi, penurunan fungsi kekebalan tubuh, kenaikan berat badan, tekanan darah tinggi, dan diabetes tipe 2.

Selain itu, jika kita ngantuk saat sedang bekerja, suasana hati kita juga menjadi lebih buruk. Semua kondisi itu bisa menjauhkan kita dari kesuksesan dan hanya berawal dari tidur saja.

Menurut para ahli, tidur bersifat restoratif, sedangkan kurang tidur dapat menurunkan ketahanan kita terhadap stres dan merusak otak. Kurang tidur bisa mengganggu kemampuan ingatan dan pembelajaran seseorang, pada intinya otak kita bergerak lebih lambat. Kita jadi mudah lupa dan perhatian kita juga berkurang.

Baca Juga: 7 Gejala virus corona yang kurang umum dan baru menurut WHO

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Sleep edisi Januari 2021 menunjukkan bahwa tidur cukup bisa memulihkan kinerja kita dan secara aktif memperbaiki fungsi sistem saraf korteks. Sementara kurang tidur bisa menyebabkan stres pada otak, pemikiran kabur dan kelelahan dalam pengambilan keputusan.

Tak hanya itu, kurang tidur juga membuat kita sulit melihat sisi positif dari suatu hal, membuat kita cenderung lebih reaktif terhadap situasi tempat kerja yang penuh tekanan. Sementara cukup tidur akan membantu kita untuk merespons situasi dengan lebih baik. "Ketika berhubungan dengan otak, tidur adalah segalanya," ungkap ilmuwan otak dan penulis My Stroke of Insight, Dr Jill Bolte Taylor, seperti dilansir Forbes.

Sebab, lanjut Taylor, setiap kemampuan yang kita miliki berkaitan dengan sel-sel otak yang bekerja dengan optimal. Otak terus bekerja, "makan" dan menghasilkan "limbah". Sedangkan tidur adalah waktu yang tepat untuk otak membuang "limbah" di antara sel-selnya sehingga bisa kembali berfungsi optimal.

Baca Juga: Hati-hati! Bahaya ini mengintai bagi pelajar yang senang begadang




TERBARU

[X]
×