Yuk, icip segarnya soto di mangkok bathok kelapa

Sabtu, 08 Desember 2018 | 18:02 WIB   Reporter: RR Putri Werdiningsih
Yuk, icip segarnya soto di mangkok bathok kelapa

ILUSTRASI. Saoto Bathok Mbah Katro di Yogyakarta


SOTO - JAKARTA. Sarapan pagi dengan masakan khas paling pas saat Anda berwisata di kota gudeg Yogyakarta. Tapi kuliner khas kota Jogja bukan cuma gudeg. Ada menu andalan lainnyam yakni soto.

Soto khas Yogyakarta tidak seperti soto Jawa Timur yang kuahnya pekat oleh remukan krupuk udang atau koya. Kuah soto Jogja lebih bening dan terasa segar. Bagi warga Jogja, soto bening ini banyak disantap saat sarapan atau makan siang.

Salah satu kedai soto yang kini sedang ngehits di kota pelajar itu adalah Saoto Bathok Mbah Katro. Lokasinya tak jauh dari cagar budaya Candi Sambisari Kalasan, Sleman Yogyakarta. Kalau ingin menikmati soto daging sapi kuah bening ala Mbah Katro, Anda harus blusukan ke kawasan pedesaan.

Jangan khawatir, dari kejauhan tempat ini sudah bisa terdeteksi dengan mudah, kok. Kalau tampak ada banyak motor yang diparkir di pinggir jalan desa, bisa dipastikan itu adalah lokasi Saoto Bathok Mbah Katro.

Saat datang, Anda akan langsung disambut pegawai yang siap mencatat pesanan. Semua pembeli yang datang biasanya memesan terlebih dulu sebelum mencari tempat duduk.

Kalau Anda datang pas jam makan siang, saung-saung yang menyediakan tempat lesehan biasanya telah penuh terisi. Tapi jangan khawatir, ada meja dan kursi berderet yang bisa dipakai untuk rombongan.

Suasana di kedai Saoto Bathok Mbah Katro dijamin tak membuat bosan. Tempat menghadirkan suasana pedesaan lengkap dengan kebun, kolam, dan ayunan. Kalau Anda datang bersama anak-anak, pasti mereka senang dan betah.

Tak lama menunggu, pesanan kami pun datang. Seperti namanya, soto daging kuah bening ini disajikan dengan batok kelapa. Sedangkan makanan pendampingnya diletakkan dalam piring gerabah kecil.

Hati-hati kuahnya terlihat masih mengepul. Tiup-tiup sejenak, lalu seruput. Hm... rasanya segar dan ringan. Isinya pun sederhana. Hanya ada potongan daging sapi, tauge, seledri dan bawang goreng. Rasa sotonya agak sedikit manis, seperti sudah diberi kecap.

Murah meriah

Kita bisa menyantapnya dengan tempe garit. Tempe yang digoreng tipis, kering dan gurih ini bisa membuat pengunjung ‘khilaf’ saat disantap bersama soto. Mau tambah, dan tambah lagi. Pilihan lain, sate usus bacem dan sate telor puyuh juga juga bisa jadi teman menikmati soto. Rasanya mirip dengan sate usus di angkringan, empuk, dan bumbunya meresap.

Memang, porsi Saoto Bathok Mbah Katro boleh dibilang cukup mini. Kalau untuk sarapan mungkin satu porsi soto campur cukup, tetapi kalau untuk makan siang paling tidak butuh dua porsi agar bisa mengobati perut yang keroncongan.

Kalau ingin porsi yang agak besar, kita bisa memesan soto dipisah. Nasinya sedikit lebih banyak daripada soto campur. Kuah soto pisah cukup sedikit untuk ukuran menghabiskan porsi nasi yang diberikan. Jadi, kalau Anda penggila masakan berkuah banyak, lebih baik pesan soto campur saja.

Meski berpotensi menghabiskan lebih dari semangkuk soto, Anda tak usah galau. Harga Saoto Bathok Mbah Katro ini cukup bersahabat. Jangan kaget kalau seporsi soto campur dijual seharga Rp 5.000, atau setara tarif parkir mobil selama satu jam di pertokoan di kawasan Jakarta. Sedangkan soto pisah harganya Rp 7.000 seporsi.

Untuk menu pendamping seperti tempe garit harganya Rp 500 per potong dan sate usus Rp 1.000 per tusuk. Sedangkan segelas es teh atau es jeruk dijual seharga Rp 2.000.

Biasanya untuk makan kenyang bagi dua orang, Anda hanya keluar uang tak lebih dari Rp 30.000. Tak heran selain wisatawan, banyak juga mahasiswa yang datang ke tempat ini.

Kesegaran soto daging sapi kuah bening ini acap kali memang membuat pengunjung khilaf. Dari awalnya yang hanya berniat menikmati seporsi soto, akhirnya pasti menambah satu porsi lagi. “Niatnya mau makan satu, tapi jadi dua,” ujar Tunjung, seorang pengunjung yang datang bersama tiga temannya sesama mahasiswa.

Selain soto, tempe garit juga menjadi primadona di kedai ini. Sekali datang, Tunjung dan teman-temannya pasti memesan minimal 8 potong tempe goreng, sebagai lauk maupun cemilan sambil ngobrol.

Soto yang disajikan dalam batok kelapa ini juga menggugah rasa penasaran Besti, warga negara Indonesia yang kini menetap di Frankfurt, Jerman. Kebetulan ia sedang berlibur di Jogja. “Saya diajak kakak datang ke tempat ini,” ujarnya.

Bagi Besti, kuah soto ini terasa segar apa lagi penyajiannya pun unik menggunakan batok kelapa. Karena porsi sotonya imut, ia juga banyak menambah tempe garit, sate telur puyuh dan sate usus agar bisa merasa kenyang dan puas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru