kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertamina EP berharap ngebor di Pangkalan Susu bisa hasilkan minyak 1.500 bph


Minggu, 30 Desember 2018 / 17:04 WIB
Pertamina EP berharap ngebor di Pangkalan Susu bisa hasilkan minyak 1.500 bph
ILUSTRASI. Pertamina EP tajak sumur RNT-SZ24 Aceh Tamiang


Reporter: Nur Pehatul Janna | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID - LANGKAT. PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor hulu menargetkan produksi Pangkalan Susu Field naik menjadi rata-rata 1.500 barel per hari (bph) pada tahun depan. Langkah ini sejalan dengan rencana pengeboran BTM-B1 di Desa Paya Tusam Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara.

Nanang Abdul Manaf, Presiden Direktur PT Pertamina EP mengatakan proyek ini merupakan rencana kerja tahun depan namun pihaknya ingin operasional dipercepat dimana pada Selasa (1/1) diharapkan sudah masuk tahap pengeboran.

"Hal ini dilakukan guna meningkatkan produksi di Pangkalan Susu Field yang merupakan bagian Pertamina EP Asset 1 dimana rata-rata produksi saat ini sekitar 1.000 bph," ujarnya dalam acara sosialisasi pengeboran sumur BTM-B1, di Langkat, Minggu (30/12).

Menurutnya, jika sumur BTM-B1 berhasil produksi maka tahun depan Pangkalan Susu Field diharapkan bisa memproduksi 1.500 BOPD.

Sementara Rizal Risnul Wathan, GM Asset I Pertamina EP mengatakan untuk proses pemboran sumur BTM-B1 sendiri dilakukan oleh PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI), anak usak usaha PT Pertamina (Persero) dengan memakai Rig N-110UE/59 kapasitas 1.500 HP. "Jika berhasil, sumur BTM-B1 ini diharapkan dapat memproduksi 350 BOPD dengan potensi cadangan sebesar 5,7 juta barel," ujarnya.

Menurutnya, untuk waktu pengeboran akan memakan waktu 58 hari dengan estimasi 35 hari driling dan 23 hari komplesi dengan kedalaman bor 2.726 meter. Adapun nilai investasi yang disiapkan untuk pengeboran Sumur BTM-B1 sebesar US$ 7,1 juta atau setara dengan Rp 102,95 miliar dengan kurs Rp 14.500.

Asal tahu saja, Sumur BTM-B1 sebelumnya dikelola oleh Technical Assistant Contract Putra Batumandi Petroleum untuk pertama kali pada tahun 1974 dan pengeboran terakhir pada tahun 1975 hingga akhirnya kembali di ambil alih oleh Pertamina EP pada Mei 2018.

Tidak hanya itu, pada pengeboran tahun 1975, Sumur BTM-B1 ini di estimasi mampu memproduksi 1.000 bph.

"Kita lihat referensinya, sumur BTM-B1 ini memiliki potensi sebagai lokasi cadangan produksi. Oleh karena itu, kami akan berupaya untuk mempercepat proses pengeboran agar dapat segera melakukan proses produksi" ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×