Pemprov Jabar catat 18 orang meninggal akibat DBD per Januari 2019

Jumat, 08 Februari 2019 | 14:33 WIB Sumber: Kompas.com
Pemprov Jabar catat 18 orang meninggal akibat DBD per Januari 2019


PENYAKIT PANCAROBA - BANDUNG. Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) Uus Sukmara mengatakan, jumlah korban meninggal akibat demam berdarah dengue ( DBD) di Jabar hingga 31 Januari 2019 berjumlah 18 orang dari total 2.461 kasus DBD.

Jumlah tersebut meningkat dari data pada 28 Januari berjumlah 14 korban meninggal. Uus mengatakan, salah satu penyebab tingginya korban DBD di Jabar disebabkan peningkatan populasi nyamuk di daerah endemik.

"Kenapa terjadi peningkatan berkaitan dengan populasi nyamuk. Pada umumnya di kita daerah endemik, virusnya sudah ada di tubuh manusia. Pada saat gigitan nyamuk meningkat itu sudah siap menularkan virus dengue," ujar Uus dalam acara Jabar Punya Informasi (Japri), di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, Jabar, Jumat (8/2).

Dari data Dinkes Jabar, daerah dengan kasus tertinggi berada di Kota Depok berjumlah 319 kasus, Kabupaten Bandung Barat 277 kasus, Kabupaten Bandung 236 kasus, Kota Bandung 224 kasus, dan Kota Cimahi sebanyak 200 kasus.

Uus mengatakan, mengantisipasi peningkatan kasus DBD, Dinkes Jabar telah menyebarkan surat edaran kepada seluruh dinas kesehatan di seluruh kabupaten dan kota se-Jabar untuk meningkatkan kesiapsiagaan adanya potensi peningkatan kasus DBD.

Uus juga berharap agar pemerintah daerah meningkatkan pengawasan kasus dan faktor risiko terhadap kejadian DBD dengan cara pemantauan jentik berkala. ā€¯Meningkatkan upaya pergerakan masyarakat melalui upaya sosialisasi dan edukasi dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui kegiatan menguras, menutup dan memantaatkan kembali barang bekas.

Plus mencegah gigitan nyamuk (3M plus). dengan cara mengimplementasikan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J)," ujar Uus. (Dendi Ramdhani)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "18 Orang Meninggal Karena DBD di Jabar"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli

Terbaru