Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.
KONTAN.CO.ID - Ragam minuman kekinian tengah menjamur di masyarakat. Mulai dari aneka jenis minuman asal negeri Gajah Putih sampai yang terbaru ada es kepal Milo ala Malaysia atau juga es alpukat kocok ala Medan. Bisnis minuman rupanya selalu punya tempat di pasar Indonesia.
Banyaknya pelaku usaha, tentu membuat persaingan makin ketat. Kreativitas adalah kunci untuk bertahan. Inilah yang dilakukan oleh Emily Karim, pemilik Heyzelnut asal Jakarta.
Melihat pasar bisnis minuman cukup menjanjikan, ia mendirikan gerai minuman cokelat berbahan dasar Nutella dan susu yang dipadukan dengan aneka rasa. "Heyzelnut baru berdiri Desember 2017. Tidak lama kemudian, kami langsung menawarkan kemitraan karena respon masyarakat cukup baik," klaim Emily.
Meski baru berdiri, Heyzelnut kini sudah memiliki 10 gerai milik mitra yang tersebar di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Purwokerto, Tegal dan Makassar. Sementara, pihak pusat tidak memiliki gerai dan lebih fokus ke distribusi produk.
Paket kemitraan yang ditawarkan senilai Rp 12 juta. Dengan modal tersebut mitra mendapat fasilitas kerjasama kemitraan, berupa sebuah booth eksklusif, peralatan usaha lengkap, satu set standing banner, glass display lighting, perangkat elektrikal 900 watt, softcopy file SOP, packaging dan bahan baku awal untuk sebanyak 150 porsi.
Luas tempat usaha minimal yang dibutuhkan mitra sekitar 2x2 m2. "Karyawannya minimal dua orang karena ada shift," jelas Emily.
Ia mengatakan, pusat tidak membebankan biaya royalti maupun biaya franchise bulanan kepada mitra. Mitra hanya perlu membeli beberapa bahan baku dasar dan packaging ke pusat.
Heyzelnut menawarkan minuman cokelat berbahan dasar Nutella dengan berbagai rasa. Misalnya Nutella milk original, Nutella rum, Nutella red velvet, Nutella Oreo dan Nutella coffee. Harga jualnya Rp 17.000-Rp 20.000 per botol.
Emily mengklaim, dalam sehari gerai Heyzelnut minimal bisa menjual 30 botol. Jika sedang ramai pembeli, bisa sampai 50 botol per hari.
Jadi perkiraan omzet yang bisa dikantongi gerai Heyzelnut sekitar Rp 15 juta-Rp 25 juta per bulan. "Balik modal optimistis dan paling cepat bisa sebulan. Perkiraan balik modal normalnya bisa dua bulan sampai empat bulan," pungkas Emily.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
