kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kasus corona meledak, ini cara membedakan gejala demam berdarah dan Covid-19


Jumat, 18 Juni 2021 / 07:44 WIB
Kasus corona meledak, ini cara membedakan gejala demam berdarah dan Covid-19
ILUSTRASI. Kasus corona meledak, ini cara membedakan gejala demam berdarah dan Covid-19


Reporter: kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Kasus positif Covid-19 di Indonesia kembali meledak pada pertengahan Juni 2021. Di sisi lain, sejumlah daerah di Indonesia juga mengalami kenaikan kasus demam berdarah (DBD). Bagaimana membedakan gejala demam berdarah dan Covid-19 yang sama-sama diawali kenaikan suhu tubuh?

Melansir data Satgas Covid-19, hingga Kamis (17/6) ada tambahan 12.624 kasus baru yang terinfeksi corona di Indonesia. Sehingga total menjadi 1.950.276 kasus positif Covid-19. Sehari sebelumnya, yakni pada Rabu (16/6), tambahan kasus positif Covid-19 juga banyak, mencapai 9.944 orang.

Demam berdarah dengue (DBD) dan Covid-19 memiliki beberapa gejala yang mirip, termasuk demam. Meskipun keduanya sama-sama menunjukkan gejala demam, sebetulnya polanya berbeda. Lalu, bagaimana cara membedakan gejala demam berdarah dengan Covid-19?

Mengutip rilis Kementerian Kesehatan RI, berikut cara membedakan gejala demam berdarah dengan Covid-19?

1. Demam Covid-19 disertai gejala respirasi

Cara pertama membedakan gejala demam berdarah dengan Covid-19 adalah dilihat dari gejala lain. Perwakilan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Dr dr Erni Juwita Nelwan, SpPD, KPTI menjelaskan, pada demam dengue, fase demam terjadi akibat diremia. Artinya, ada virus yang beredar di dalam darah.

Demam seperti ini sulit diturunkan oleh obat karena penyebab demamnya terus ada di dalam darah, biasanya hingga lebih kurang 3 hari. Pasien biasanya mengonsunsi obat penurun panas. Demam memang akan turun, namun biasanya tak lama setelah itu demam akan kembali naik.

''Jadi demam pada demam berdarah itu sulit diturunkan dengan obat turun panas. Pasien akan banyak berkeringat karena efek samping dari obat turun panas tersebut, dia berusaha menurunkan panas tapi di satu sisi penyebab demamnya ada terus di dalam darah." Demikian diungkapkan Erni pada Konferensi Pers Asen Dengue Day 2021, seperti dikutip laman resmi Kemenkes RI.

Ia menambahkan, pada demam berdarah pola demamnya kerap kali mendadak dan langsung tinggi. Sementara demam Covid-19 dapat disertai dengan gejala respirasi yang lebih dominan, seperti sesak napas, batuk, susah menelan, hingga anosmia atau tidak bisa mencium bau.

Baca juga: 5 Gejala virus corona parah menurut WHO, kenali saat varian baru merajalela

2. Demam dengue melalui masa inkubasi

Cara kedua membedakan gejala demam berdarah dengan Covid-19 adalah dilihat masa inkubasinya. Sebelum mengalami demam, pasien DBD akan melalui masa inkubasi terlebih dahulu selama 5-10 hari.

Jadi, penularannya tidak terjadi seketika. Adapun masa inkubasi adalah fase saat virus masuk ke dalam darah namun belum menimbulkan gejala sampai jumlah virus cukup banyak dan beredar di dalam darah, kemudian menimbulkan penyakit atau demam.

Sementara pada Covid-19, demam terjadi di minggu pertama. Kemudian, di hari ke-5 hingga ke-7 pasien biasanya mulai menunjukkan gejala respiratori seperti sesak, batuk, dan pilek. Menurut Perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Mulya Rahma Karyanti SpA(K), pada demam dengue yang dominan adalah demam, sedangkan sakit kepala dan batuk pileknya cenderung lebih ringan daripada Covid-19.




TERBARU

[X]
×