Gaji naik tipis dan bonus mengempis? Ini yang bisa Anda lakukan

Minggu, 24 Februari 2019 | 06:29 WIB   Reporter: Sri Sayekti
Gaji naik tipis dan bonus mengempis? Ini yang bisa Anda lakukan


MENGELOLA GAJI - JAKARTA. Pada bulan-bulan awal tahun seperti ini para karyawan kantoran senantiasa menunggu bonus tahunan dari pencapaian kinerja setahun sebelumnya. Manajemen perusahaan tentu menetapkan besaran bonus yang akan dibagikan kepada seluruh karyawan sesuai kebijakan masing-masing. 

Nah, jika karena sesuatu hal perusahaan empat Anda bekerkaja tahun ini mengetatkan anggaran sehingga gaji Anda hanya naik tipis dan bonus tahunan pun mengempis, Anda perlu hati-hati dan cermat menggunakannya.

Seberapa pun kempis bonus yang terima dan setipis apapun kenaikan gaji Anda, masih ada wujud penggunaannya, bukan lenyap tak berbekas.

Yang perlu disadari, saat gaji naik tipis, berarti pemasukan tidak banyak berubah seperti tahun sebelumnya. Menurut Prita Hapsari Ghozie, perencana keuangan dari ZAP Finance dalam kondisi keuangan seperti ini ada lima hal yang harus Anda lakukan.

Pertama, fokus pada pengeluaran yang bersifat primer. Artinya, Anda hanya benar-benar belanja kebutuhan pokok, seperti sembako, bahan bakar dan transportasi. Jadi kebutuhan sekunder seperti baju, sepatu atau gadget tidak masuk dalam rencana belanja tahun ini.

Kedua, batasi kewajiban bulanan dalam bentuk cicilan dan usahakan untuk ditinggalkan. Jangan Anda mudah tergiur dengan aneka penawaran belanja online maupun offline dengan sistem cicilan. Sebab, beban cicilan akan semakin memberatkan Anda mengatur cash flow setiap bulan.

Kalau Anda tipe orang yang tidak tahan godaan, sebaiknya hilangkan kebiasaan membuka-buka semua aplikasi e-commerce dan market place. Maklum di sana semua lapak online gencar bersaing menawarkan aneka promo menggiurkan guna menarik minat konsumen bertransaksi.

Ketiga, hindari mengambil pinjaman online untuk mendanai biaya hidup dan konsumsi gaya hidup. Selain sistem penagihan yang menyebalkan, pinjaman online ini membebani bunga yang tinggi, tidak sebanding dengan nilai barang yang Anda beli. Jadi jangan sekali pun tergiur aneka tawaran pinjaman online.

Keempat, miliki BPJS Kesehatan untuk membantu biaya kesehatan. Apalagi jika Anda sama sekali belum memiliki polis asuransi mana pun, maka BPJS Kesehatan harus Anda miliki dan bayar iuran BPJS tepat waktu agar tidak terkena denda dan kartu BPJS Anda tidak bermasalah jika sewaktu-waktu hendak digunakan.

Kelima, biasakan menyisihkan dana darurat di awal bulan gajian supaya bisa menjadi cadangan saat ada pengeluaran dadakan.

Nah, agar Anda lebih mudah di dalam menerapkan kiat-kiat di atas dalam keseharian Anda, maka Anda bisa menerapkan skala prioritas seperti yang disarankan Eko Endarto, perencana keuangan dari Financia Consulting.

Saat Anda menerima gaji, alokasikan pada tiga prioritas penempatan utama: sosial dan keagamaan, cicilan utang, serta investasi dan proteksi. Baru sisa gaji setelah digunakan untuk tiga hal di atas itulah yang bisa Anda gunakan untuk kebutuhan konsumsi Anda.

“Misal hanya sisa Rp 2 juta, dibagi 4 minggu, masing-masing Rp 500.000 per minggu, harus cukup,” ujar Eko.

 

Pantau ketat pos pengeluaran

Pos pengeluaran sebaiknya Anda cermati secara detail guna mencari celah-celah mana yang bisa Anda lakukan penghematan.

Contohnya, seberapa besar pengeluaran rutin untuk pembelian BBM atau transportasi saat ini? Pikirkan alternatif transportasi yang paling efisien menuju ke kantor atau ke tempat Anda rutin beraktivitas.

Coba gunakan sarana transportasi alternatif tersebut dalam tempo sebulan dan hitung seberapa banyak penghematan yang bisa Anda lakukan. Instal aplikasi pembayaran online yang sering menggelar diskon dan program cash back. Program-program promo ini sangat bermanfaat jika Anda memakai transportasi online.

Pos pengeluaran lain yang sering menyedot anggaran tanpa terasa adalah biaya jajan. Entah jajan kopi, ngemil, atau makan di restoran. Nah, bertahap ubah kebiasaan jajan dengan menyantap masakan rumah.

Jika Anda berkeluarga dan memiliki anak yang masih sekolah, biaya keperluan sekolah seperti uang SPP, uang saku, dan keperluan sekolah tentu bakal menyedot biaya konsumsi. Oleh karena itu Eko menyarankan bahwa tetap harus ada investasi untuk biaya pendidikan saat anak nanti naik jenjang pendidikan yang memerlukan biaya lebih besar.

 

Bonus kempis tanpa meringis

Bonus yang Anda nantikan setiap awal tahun, kini tak sebesar bonus yang Anda terima tahun-tahun sebelumnya?

Penggunaan bonus yang kian kempis ini tentu tidak seleluasa saat Anda menerima bonus tahun-tahun sebelumnya yang jauh lebih besar. Meski rasa di hati pedih dan sedih karena rencana beli ini itu terancam batal, jangan galau mengalokasikan bonus.

Prita menyarankan tiga hal prioritas penggunaan bonus: dana darurat, pelunasan utang konsumtif, dan sisanya untuk tabungan dan investasi. “Jika setelah untuk mengurangi utang pokok dan investasi ada sisanya boleh untuk konsumsi,”jelas Eko.

Jika Anda mampu melaksanakan saran-saran perencana keuangan tersebut, niscaya cash flow keuangan bulanan Anda akan membaik seiring waktu.

Menunda kesenangan membeli gadget, elektronik, fashion, atau dekorasi rumah bakal membuahkan kelegaan hati dan pikiran. Sebab, jika dari uang bonus Anda bisa mengurangi utang pokok atau bahkan melunasi utang kartu kredit, tentu beban pikiran Anda akan jauh berkurang setiap bulan.

Anda pun bisa lebih leluasa mengatur cash flow jika salah satu cicilan lunas atau berkurang cicilan minimalnya.

Selamat berhitung dan berhemat. Tentu saja sembari berharap tahund depan bonus kerja bisa bertambah seperti semula.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

Terbaru