kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45934,39   6,03   0.65%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dapat diproduksi di dalam negeri, Aseibssindo kurangi Impor buah hingga 40%–60%


Kamis, 29 November 2018 / 13:53 WIB
Dapat diproduksi di dalam negeri, Aseibssindo kurangi Impor buah hingga 40%–60%


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Eksportir Importir Buah dan Sayuran Segar Indonesia (Aseibssindo) mengurangi impor buah hingga lebih dari 50%. Penurunan impor buah ini dikarenakan beberapa buah yang biasanya impor sudah bisa di produksi di dalam negeri.

“Kalau kita sudah mengurangi volume impor, dan sangat menurun volumenya. Kita turn 40%-60% volumenya dari 2016, 2017 dan 2018. Itu karena buah-buahan yang dulu kita impor sudah bisa di produksi dalam negeri, selain itu buahnya juga melimpah, harganya murah jadi enggak mungkin kita impor,” kata Ketua Umum Aseibssindo, Khafid Sirotudin kepada Kkontan.co.id, Kamis (29/11)

Kafid mencontohkan, buah naga yang dulunya impor dari Vietnam, saat ini sudah mulimpah produksi dalam negeri. Namun menampik bila kenaikan dollar Amerika Serikat (AS) turut menjadi penyebab turunnya impor.

“Panurnrunan buah impor tidak ada kaitan dengan dollar. Kalau masalah buah impor itu enggak ada kenaikan harga. Karena harganya tetap, dan yang menjadi masalah adalah kita beli dalam dollar, dan kita jual dalam rupiah,” ungkapnya.

Ia menegaskan, impor buah hanya membuat importir merugi karena perbahan dollar yang begitu cepat. Meski memiliki kapasitas dalam menaikkan harga, konsumsi lokal saat ini dinilai kecil, sehingga ketika komoditi pesanannya sampai di Indonesia mau-tak mau harga juga tidak bisa dinaikkan.

“Sebenarnya kalau mau jujur dalam setahun ini importir buah itu banyak buntungnya daripada untunganya atau banyak ruginya. Karena ketika kita order, katakanlah dollar Rp 14.000, tapi ketika barang sampai sini, dollar sudah naik jadi Rp 15.000. Semantara kita mau untuk naikkan harga enggak mungkin karena daya beli masyarakat juga rendah. Otomatis jualnya tetap. Jadi kerugiannya,” ungkapnya.

Kementerian Perdagangan (Kemdag) mencatat penurunan impor buah–buahan hanya terjadi di tahun 2015 yakni dengan nilai US$ 666,4 juta, sedangkan pada tahun 2014 impor buah-buahan di angka US$ 789,2 juta.

Tahun 2016 impor buah-buahan mencapai angka US$ 848,1 juta dan pada 2017 meningkat ke angka US$ 1.191 juta. Hingga September 2018 impor buah-buahan mencapai US$ 908 juta atau naik 11,59% dibanding periode sama Januari hingga September 2017 yakni US$ 814 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×