kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45983,02   -7,36   -0.74%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ciaat, makanan bumbu madu dan minum wedang rempah


Sabtu, 26 Maret 2016 / 12:00 WIB
Ciaat, makanan bumbu madu dan minum wedang rempah


Reporter: Tri Adi | Editor: Tri Adi

Sebuah benda kecil bergerak amat cepat mengarah ke leher.  Eit, untung sumpit di tangan pendekar itu bergerak lebih cepat untuk menangkap benda kecil tersebut. Hah, sebuah piaw alias senjata rahasia berbentuk jarum beracun. Wajah pendekar kita merah padam, merasa dijahili. Sekali hentak, tubuhnya pun melayang, melesat sangat cepat.

Bruk! Si pendekar jatuh terjerembab sambil cengar-cengir. Iyalah, pendekar kita jatuh di sebuah resto Chinese food yang sedang ramai oleh pengunjung. Haiya, jadi malu.

Tahu enggak, pendekar kita itu jatuh di Honey Prawn, resto Chinese food  asal Bali. Bung Pendekar, kenapa enggak pesan makanan sekalian untuk menutupi rasa malu? Pilihannya banyak, ada 150 menu, dengan menu andalan olahan serba bumbu spesial madu. Harganya juga enggak mahal berkisar Rp 49.000–Rp 79.000 untuk makanan dan Rp 20.000–Rp 25.000 untuk minuman.

Pendekar kita kelihatan bingung. Matanya kriyep-kriyep mulutnya setengah terbuka. Enggak usah bingung, resto ini memang masih baru tapi manajemennya sudah berpengalaman menjalankan waralaba asing restoran chinese food. Tanya saja  Chandra Kurniawan, staf pemasaran Honey Prawn. Betul, kata Chandra,  namun sejak Mei 2015, mereka menjalani bisnis sendiri.  Karena masih anyar,  Honey Prawn baru punya satu gerai pusat di Denpasar, Bali. Rencananya, sekitar Juni dan Juli mendatang, Honey Prawn akan membuka tiga gerai mitra di Jakarta.

Bung Pendekar mau beli waralabanya? Bisa, soalnya biarpun masih baru, Honey Prawn sudah menawarkan kemitraan senilai Rp 300 juta. Fasilitas yang didapat mencakup kerjasama kemitraan selama lima tahun, hak penggunaan merek, karyawan, koki, pelatihan, supervisor, modul SOP dan bumbu-bumbu dasar awal.

Honey Prawn menerapkan sistem bagi hasil 3%−4% dari total omzet tiap bulan. Estimasi rata-rata omzet sekitar Rp 250 juta hingga Rp 350 juta per bulan. Jika target tersebut tercapai, Chandra menghitung estimasi balik modal sekitar tiga tahun hingga empat tahun. "Balik modal cukup lama karena modal awal cukup besar untuk membangun resto yang besar," kata dia.

Minat Bung? Si pendekar geleng kepala. Ziiii….ng! sebuah benda kecil mengkilat melesat, si pendekar segera bersalto dan dengan ilmu meringankan tubuh yang luar biasa, dia bisa menunggangi benda kecil itu. Dia meninggalkan Honey Prawn  yang berlokasi di Jalan Cok Agung Tresna No. 115, Denpasar, Bali. Tapi, sambil bersalto tadi dia sempat menyobek secarik kertas kecil yang berisi nomor telepon 085692773529.

Lo, benda kecil itu malah menuju ke kantornya Amir Karamoy, Ketua Komite Tetap Waralaba dan Lisensi Kamar Dagang Indonesia (Kadin). Gedebuk! Lagi-lagi pendekar yang piawai melayang tapi enggak lihai mendarat itu terjatuh. Malu, tapi dia menyodorkan kertas bertulis Honey Prawn. Amir Karamoy menerima kertas itu sambil tersenyum dan berkata, tantangan Honey Prawn adalah bagaimana meyakinkan calon mitra untuk bergabung. Pusat harus bisa membuktikan bisnisnya menguntungkan, sementara usaha belum lama  berjalan.  Jangan sampai mengecewakan mitra usaha.         

Pendekar kita itu menjura lalu segera melesat pergi mencari siapa orang yang berniat mencelakai dirinya.  Ciaaat, dia meloncat dan melesat dari ranting ke ranting dari satu atap gedung ke atap gedung lain.  Hap, dia melesat tinggi sekali ke angkasa lalu turun dengan jurus tapak Budha. Lalu dia melayang seperti daun dan tersangkut di atas Stasiun Tugu. Dia di Yogyakarta.

Biarpun dia pendekar tangguh, badannya pegal-pegal dan merasa lemah. Perlu minum jamu. Ah, pendekar kita kurang wawasan. Di Jogja kan ada kafe yang menjual minuman rempah-rempah, nama kafe itu Wedang Rempah Jeng Ratu di  Seruyan, Yogyakarta.  Kalau mau telepon, ke nomor ini saja: 0818-0597-5030. Ketika dibisikkan hal itu lewat angin yang berdesau, pendekar kita itu mengangguk-angguk. Dia melayang turun. Jalannya sempoyongan menelusuri rel di stasiun itu. Awas kereta.

Yang mempunyai usaha Wedang Rempah Jeng Ratu adalah seorang wanita yang biasa dipanggil  Jeng Ratu atau Bunda ratu. Berawal dari usaha kecil-kecilan, Ratu menjual jamu dalam kemasan modern sejak 2013. Agar usahanya melestarikan jamu kian masif, Ratu mantap menawarkan kemitraan usaha. Kini, ada 11 gerai Redang Rempah, 10 di antaranya milik mitra yang berada di Malang, Semarang, Kudus, Solo, dan sisanya milik pusat di Yogyakarta.

Ada dua paket investasi yang dapat dipilih senilai Rp 25 juta dan Rp 100 juta. Ratu menargetkan mitra bisa menjual 50 gelas per hari. Selain dari penjualan menu di kafe, juga pendapatan berasal dari produk jamu kering dan camilan yang bisa dibeli konsumen. Target omzet mencapai puluhan juta sebulan. Setelah dikurangi biaya-biaya operasional, mitra akan mendapat laba bersih sekitar 30%. Jika tercapai, mitra bisa balik modal sekitar setahun.

Pendekar kita yang jalannya sempoyongan tadi sudah sampai di kafe. Dia langsung duduk lemah. Bung minum wedang apa? Di sini ada wedang uwuh, wedang kolestrol, wedang asam urat, wedang darah tinggi, wedang perkasa, wedang batuk, wedang kecerdasan, wedang pelangsing, wedang diabetes dan wedang nafsu makan. Harga segelasnya Rp 10.000 ya. Pendekar kita mengangguk lemah, dia mau minum semuanya. Hah, enggak salah tuh.

Sehabis minum jamu, pendekar kita itu terlihat segar. Lalu dia menyampaikan pesan Erwin Halim, Pengamat Usaha dari Proverb Consulting. Menurut Erwin, usaha ini cukup spesifik pangsa pasarnya, hanya untuk orang-orang yang menyukai minuman tradisional. Agar bisa berhasil, penentuan lokasi usaha harus benar-benar diperhatikan.     

Pendekar kita menjura, dia akan terus mencari tahu siapa sebenarnya orang yang berniat mencelakainya. Memang, di rimba persilatan dia dijuluki: Pendekar Penasaran. Namun, sebelum pergi pendekar kita ini ingin menyampaikan  kata motivasi dari Ann Wan Seng. Yaitu:  Berdagang dapat dijadikan sebagai hobi, tetapi bukan untuk mengisi waktu luang." Jadi, mulailah berusaha dengan serius dan tidak main-main. Salam.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×