Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. BPA (Bisphenol A) masih sering dikaitkan membawa dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan, termasuk pada kesuburan pria. BPA merupakan bahan kimia industri yang digunakan terutama dalam produksi plastik polikarbonat dan resin epoksi.
Namun, sejumlah pakar menyebut sejauh ini belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa BPA dapat mengakibatkan permasalahan kesuburan pada pria.
“Tidak ada bukti bahwa BPA menyebabkan mikropenis dan infertilitas pada laki-laki,” kata Rahmawati Thamrin, Dokter Spesialis Andrologi Siloam Hospital dan Primaya Hospital Makassar salma keterangannya, Selasa (3/11).
Ia bilang, sejumlah penelitian hanya diujikan pada hewan dengan skala terbatas, hasilnya pun tidak konsisten. Penelitian dilakukan secara khusus pada hewan dengan paparan dosis tinggi, sehingga tidak relevan jika dibandingkan dengan paparan yang kemungkinan terjadi pada manusia sehari-hari. ˮ
Rahmawati menjelaskan bahwa Mikropenis adalah kondisi di mana ukuran penis lebih kecil dari ukuran normal. Kekurangan hormon androgen selama perkembangan dapat menyebabkan mikropenis. “Hingga saat ini, bukti ilmiah terkait mengenai kaitan antara BPA dan kondisi mikropenis masih sangat terbatas dan tidak konklusif.ˮ ungkapnya.
Baca Juga: Pakar Minta Isu BPA Tidak Kaburkan Informasi
Berdasarkan data, kata Rahmawati, permasalahan kesuburan pria justru disebabkan oleh banyak hal, seperti hiperprolaktinemia atau kondisi ketika kadar hormon prolaktin dalam darah meningkat drastis hingga melebihi batas normalnya, rendahnya produksi hormon perangsang folikel FSH dan hormon luteinizing LH di kelenjar pituitari yang menyebabkan produksi FSH penurunan jumlah dan kualitas sperma, infeksi dan peradangan pada organ reproduksi pria, dan lain-lain.
Ia mengingatkan untuk menjaga kesuburan dan mendukung kesehatan reproduksi secara optimal. Pria dapat melakukan beberapa tips seperti menerapkan pola makanan sehat, menghindari rokok dan alkohol berlebihan, mengurangi stress dan menjaga berat badan ideal serta rutin berolahraga.
Dua penelitian oleh Universitas Islam Makassar (UIM) dan Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar menunjukan tidak terdeteksi adanya luruhan atau migrasi BPA ke dalam air. Penelitian ini mencakup pengujian terhadap galon berbahan polikarbonat, baik yang terpapar sinar matahari langsung maupun yang tidak. Hal ini memperkuat bukti bahwa semua sampel air minum galon tersebut aman untuk dikonsumsi masyarakat.
Endah Dwijayanti, Ketua Program Studi Kimia UIM, menjelaskan penelitiannya bertajuk Analisis Bisphenol-A dan Di-ethylhexyl Phthalates dalam Air Galon Yang Beredar di Kota Makassar, seluruh sampel air minum yang diuji bebas dari zat berbahaya dan tidak terdeteksi adanya senyawa BPA.
Baca Juga: Pelaku Industri AMDK Keluhkan Kampanye Negatif BPA
“Dari penelitian yang kami lakukan, tidak ditemukan adanya luruhan atau migrasi BPA di seluruh sampel air galon yang diuji. Dengan demikian, kami dapat memastikan bahwa galon polikarbonat guna ulang yang dikonsumsi masyarakat di Makassar aman digunakan sebagai air minum,ˮ kata Endah.
Endah menjelaskan bahwa penelitian ini didorong oleh maraknya pemberitaan yang menyebutkan bahwa galon guna ulang mungkin mengalami migrasi BPA yang melebihi ambang batas aman. Untuk memverifikasi hal tersebut secara ilmiah, tim peneliti mengambil sampel air galon dari tiga titik di lima kecamatan di Makassar.
Teknik pengambilan sampel dilakukan untuk memastikan representasi distribusi produk secara menyeluruh. Penelitian ini menggunakan peralatan canggih, yaitu Gas Chromatography-Mass Spectrometry untuk mendeteksi BPA hingga ke struktur kimianya.
Selanjutnya: Ini Nilai Kekayaan Bersih Pensiunan Miskin, Menengah, Menengah Atas, dan Kaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News