kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ayam batik jadi pujaan baru penggemar ayam hias


Minggu, 29 April 2018 / 13:05 WIB
Ayam batik jadi pujaan baru penggemar ayam hias


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Corak batik yang tersusun rapi pada tumpukan bulu-bulunya yang halus, membuat ayam batik ini menarik mata para penggemar ayam hias. Ditambah dengan ukurannya yang mungil, membuat penampilan ayam yang berasal dari Inggris ini kian unik dan menggemaskan. 

Muhammad Akbar, peternak ayam hias asal Palembang, Sumatra Selatan, mengatakan, sebenarnya ada dua jenis ayam batik. Pertama, ayam batik itali dengan motif batik perpaduan warna bulu hitam dan merah. Kedua, ayam batik kanada dengan perpaduan warna bulu hitam dan putih. 

Namun, Akbar menjelaskan, sejauh ini penggemar ayam hias lebih menyukai ayam batik itali karena corak warna bulunya lebih cerah. Dia sudah mulai membudidayakan ayam ini sejak dua tahun lalu. 

Saat ini, Akbar memiliki stok belasan anakan siap jual. Ada juga delapan ekor induk yang terdiri dari dua pejantan dan enam betina. 

Dalam sebulan, dia mampu menjual sekitar 20 pasang. Harganya dipatok Rp 300.000 per pasang untuk anak ayam umur sebulan dan Rp 1 juta sampai Rp 1,3 juta per pasang untuk induk ayam siap telur. 

Konsumennya yang membeli ayam di kandang Akbar tak hanya datang dari sekitar Palembang, tapi juga dari daerah lainnya, seperti Jambi, Bengkulu, Jakarta dan Bandung. Pengiriman biasanya dilakukan dengan kargo pesawat atau bus. "Ayam yang baru menempuh perjalanan jauh sebaiknya diberi minum agar badan kembali segar. Baru setelah itu boleh diberikan pakan lagi," jelasnya. 

Selain itu, dia juga memberikan garansi penggantian ayam baru bila ayam sampai ditangan konsumen dalam kondisi mati atau lainnya. 

Pangki T Hidayat, peternak asal Yogyakarta juga mengatakan potensi pasar ayam batik baik dan permintaan cukup stabil. Yang paling banyak dicari adalah ayam batik anakan. 

Pangki mulai membiakkan ayam baik ini sejak tiga tahun silam. Saat ini, dia memiliki 15 indukan, yang terdiri dari tiga pejantan dan sisanya adalah betina. 

Harganya cukup terjangkau. Pangki menjualnya Rp 20.000 per ekor untuk anakan umur satu minggu. "Kebanyakan pembeli saya adalah penjual ayam hias," katanya. 

Rata-rata dalam sebulan, Pangki bisa menjual sekitar 40-50 ekor anakan. Bila stok anakan lebih banyak maka penjualan akan meningkat.  

Menggunakan media digital sebagai lapak jualannya, membuat jangkauan konsumen Pangki cukup luas, yakni mencapai Jakarta, Bogor, Jember dan Bandung. Lantaran masih di sekitar Pulau Jawa, dia banyak menggunakan pengiriman kargo kereta api dan bus. Alasannya, menggunakan jasa pengiriman barang kereta lebih aman dan murah dibandingkan lainnya.          

Ayam pendatang yang mudah dipelihara dan dibiakkan

Ayam batik sejatinya adalah ayam sebright. Ayam sebright merupakan salah satu ayam yang berasal dari Inggris. Ras ayam ini dikembangbiakkan oleh Sir John Sebright. 

Di Indonesia, ras ayam hias ini disebut ayam batik lantaran punya motif hampir sama dengan motif kain batik. Ayam batik terdiri dari dua jenis. Pertama, sebright warna coklat atau gold sebright yang disebut ayam batik kanada. Kedua, silver sebright yang disebut ayam batik itali. 

Ayam batik ini memiliki postur tubuh mungil dan bertelur kecil. Rata-rata berat badan ayam batik kanada jantan adalah sekitar 600 gram, dan untuk betina sekitar 500 gram. Dari segi produktivitas telur, ayam batik kanada ini termasuk ayam yang rajin bertelur. Hal itu bisa dibuktikan dalam satu tahun rata-rata ayam batik betina bisa bertelur antara 6-7 kali dengan jumlah telur sekitar belasan butir. 

Meski termasuk kategori ayam pendatang, perawatan ayam batik cukup mudah. Pangki T Hidayat, peternak ayam asal Yogyakarta hanya mengingatkan, untuk menjaga bulunya tetap bagus dan mengkilap, ayam harus jauh dari air. 

Oleh karena itu, kandang ayam sebaiknya berpenutup. Selain melindungi dari air hujan, ayam juga bisa mengerami telurnya di kandang ini. Namun, saat siang hari, Pangki membiarkan ayamnya bebas di luar kandang. Tujuannya, supaya ayam tidak stres serta mendapatkan sinar matahari yang cukup untuk mendukung perkembangan serta daya tahan tubuh ayam. 

Pangki juga memilih tidak memandikan ayam batik miliknya. Alasannya, ayam akan mandi dengan caranya sendiri saat bermain di luar kandang. 

Yang perlu diwaspadai, saat musim pancaroba. Sebab, ayam ini rawan  terjangkit penyakit. Vitamin pun bisa diberikan supaya daya tahan tubuhnya baik.  

Pangki memberi makan ayamnya bekatul. Dalam sehari, dia memberi tiga kali makan. Sesekali, ia juga menambahkan BR atau AD2 untuk ayam dewasa dan AD1 untuk anakan. 

Sementara, Muhammad Akbar, peternak ayam asal Palembang, memberi alas pasir kandang ayamnya. "Pasir ini akan membuat kotoran di kandang cepat kering dan menyerap air lebih baik," katanya. 

Lalu, seminggu hingga dua minggu sekali, ia akan mengganti pasir tersebut. Jangan lupa meletakkan kandang di lokasi yang terpapar sinar matahari penuh, agar kandang selalu dalam kondisi hangat. 

Akbar pun memandikan ayamnya seminggu sekali, lalu segera dijemur. Perawatan ini untuk menjaga bulu tetap bersih dan mengkilat.

Ia memberi makan campuran voor dan nasi. Seminggu sekali, ia juga menambahkan minyak ikan untuk dongkrak daya tahan tubuh. Saat ayam kurang sehat, sebaiknya diberikan obat herbal dari campuran rempah-rempah.   

Saat umur delapan bulan, ayam batik sudah siap untuk dikawinkan. Cukup meletakkan satu pejantan dan dua sampai tiga betina dalam satu kandang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×