kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wah, pola makan ala Barat bisa merusak fungsi otak


Jumat, 21 Februari 2020 / 10:18 WIB
Wah, pola makan ala Barat bisa merusak fungsi otak


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. You are what you eat, alias apa yang kita makan akan berpengaruh terhadap fungsi tubuh kita. Tidak hanya yang terlihat secara fisik, ternyata pola makan juga memengaruhi fungsi otak. 

Salah satu pola makan yang dianggap buruk adalah pola makan ala Barat (western).  

Baca Juga: Hore, MotoGP Thailand tetap digelar sesuai jadwal

Dalam temuan yang diterbitkan dalam Royal Society Open Science disebutkan, menerapkan pola makan barat, bahkan hanya dalam waktu satu minggu saja, secara perlahan merusak fungsi otak dan mendorong orang-orang muda yang langsing dan sehat untuk makan berlebih. 

Untuk menginvestigasi bagaimana pola makan barat berdampak pada manusia, para peneliti merekrut 110 orang bertubuh kurus dan sehat usia 20 hingga 23 tahun yang cenderung memiliki pola makan yang baik. 

Setengahnya secara acak masuk ke kelompok kontrol yang menjalani pola makan normal mereka selama seminggu. Setengah lainnya menjalani pola makan gaya barat yang berkalori tinggi, dengan makanan seperti wafel Belgia dan makanan cepat saji. 

Para peneliti menemukan bahwa setelah seminggu melakukan pola makan tinggi lemak dan tinggi gula, peserta yang berusia 20 tahunan mendapat nilai lebih buruk pada tes memori. Selain itu, mereka juga cenderung lebih menginginkan junk food ketika sesi makan selesai. 

Baca Juga: Gawat, pakar kedokteran China bilang wabah virus corona akan berlangsung lama

Temuan itu menunjukkan bahwa pola makan ala barat membuat orang lebih sulit untuk mengatur nafsu makan dan di sisi lain menunjukkan adanya gangguan di wilayah otak yang disebut hipokampus. 

"Setelah seminggu menjalani pola makan ala barat, seseorang akan lebih menginginkan makanan enak, seperti makanan ringan dan cokelat bahkan ketika merasa kenyang," kata seorang profesor psikologi di Macquarie University, Sydney, Richard Stevenson. 


Tag


TERBARU

[X]
×