kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,49   -13,02   -1.39%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Update Corona: antibodi Covid-19 tetap stabil selama 4 bulan setelah infeksi


Jumat, 04 September 2020 / 13:21 WIB
Update Corona: antibodi Covid-19 tetap stabil selama 4 bulan setelah infeksi
ILUSTRASI. Antibodi Covid-19 yang bertahan lama jadi kabar baik untuk perkembangan vaksin Virus Corona. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/aww.


Penulis: Belladina Biananda

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penelitian terbesar tentang antibodi menunjukkan bahwa antibodi Covid-19 tidak mudah hilang. Hal tersebut memberikan harapan baru terhadap perkembangan Vaksin Corona.

Virus Corona sudah menyebar di 213 negara di dunia selama delapan bulan terakhir. Seluruh peneliti dan pihak-pihak terkait terus melakukan penelitian untuk memutus rantai penyebaran. Berbagai macam obat dan vaksin dikembangkan untuk menyembuhkan pasien Covid-19.

Mengutip dari E Times, ada lebih dari 120 vaksin yang dikembangkan. Dari jumlah tersebut, ada 35 vaksin potensial yang sudah mencapai tahap percobaan pada manusia. Hal yang perlu dipahami adalah vaksin mempengaruhi respons imun dengan membentuk antibodi.

Antibodi adalah protein yang digunakan untuk melawan infeksi virus. Saat vaksin bertemu dengan respons sistem imun tubuh, hal tersebut membantu tubuh untuk mengingat dan menyadari virus jika Anda terinfeksi lagi.

Baca Juga: CDC AS: Negara bagian harus bersiap distribusi vaksin Covid-19 paling cepat Oktober

Meski demikian, beberapa penelitian sebelumnya menggarisbawahi jumlah produksi antibodi seseorang yang menderita atau sudah sembuh dari Covid-19 benar-benar hilang setelah tiga bulan. Laporan tersebut memunculkan spekulasi tentang efektivitas vaksin yang sedang dikembangkan. Imunitas tubuh melawan virus tak bertahan lama.

Melansir E Times, penelitian yang dipublikasikan pada 2/9 menunjukkan bahwa antibodi yang melawan Viru Corona mampu bertahan selama 4 bulan. Hasil tersebut ditemukan pada 90% pasien Covid-19.

Penelitian tersebut dilakukan oleh Reykjavik-basek deCODE Genetics, cabang US biotech company Amgen. Sebanyak 30.000 orang di Islandia dengan beberapa rumah sakir, universitas, dan pekerja kesehatan dilibatkan dalam penelitian tersebut.

Penelitian ini merupakan penelitian terluas terkair respons sistem imun melawan Virus Corona. Islandia telah melakukan tes terhadap 15% populasi masyarakatnya. Para peneliti memeriksa 30.576 sampel darah manusia, termasuk orang tanpa gejala dan yang sudah sembuh dari Covid-19.

Baca Juga: Virus corona terus menyebar, ini 8 saran WHO untuk mencegah penularannya

Hasil penelitian pada pasien Covid-19 menunjukkan bahwa antibodi meningkat selama dua bulan setelah didiagnosa terkena infeksi virus. Setelah itu, jumlah antibodi menurun dan tetap stabil selama empat bulan.

Salah satu penemuan penting dari penelitian tersebut adalah pembentukan antibodi gelombang kedua terjadi setelah sebulan atau dua bulan terinfeksi. Hal itu terlihat lebih stabil dan bisa bertahan lama.

Hasil penelitian menekankan bahwa produksi antibodi sebagai respons terhadap Virus Corona tidak hilang dengan cepat seperti yang diduga dalam penelitian sebelumnya. Hal ini berpengaruh terhadap perkembangan berbagai jenis vaksin Covid-19.

Selanjutnya: Mutasi virus corona tak pengaruhi pengembangan vaksin corona

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×