kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tak selamanya olahraga meningkatkan kesehatan mental, ini alasannya


Kamis, 30 Mei 2019 / 21:52 WIB
Tak selamanya olahraga meningkatkan kesehatan mental, ini alasannya


Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak ahli mengklaim olahraga dapat meningkatkan kesehatan mental dan berpotensi meringankan atau mencegah depresi. Namun, salah satu riset menunjukkan olahraga tak selalu memberi manfaat baik, setidaknya dalam hal kesehatan mental. 

Hasil penelitian yang diterbitkan dalam Lancet Psychiatry membuktikan hanya dua jam sesi olahraga setiap minggu mampu memberi dampak yang signifikan. “Salah satu hal yang menyenangkan adalah aksesibilitas ini. Sepertinya beberapa manfaatnya cukup terjangkau bagi kebanyakan orang,” kata Adam Chekroud, pemimpin riset sekaligus asisten profesor psikiatri di Yale University. 

Dalam riset ini, peneliti menganalisis data dari survei The Centers for Disease Control and Prevention’s Behavioral Risk Factor Surveillance System, yang mencakup 1,2 juta data orang dewasa di Amerika Serikat. Menurut penelitian, sebagian besar peserta dalam riset mengalami suasana hati yang buruk sebanyak tiga hari setiap bulannya. 

Namun, mereka yang melakukan aktivitas fisik -mulai dari menyelesaikan pekerjaan rumah tangga hingga berlari, mengalami sekitar satu hari memburuknya suasana hati dibandingkan lainnya. Ketika menggali lebih dalam temuan ini, peneliti menemukan pola yang menarik.

Terungkap orang-orang yang berolahraga dalam jumlah waktu moderat, yaitu 45 menit per sesi, mengalami kesehatan mental yang lebih baik daripada mereka yang menyukai latihan maraton. Demikian pula, mereka yang berolahraga 3-5 kali seminggu mengalami kesehatan mental yang lebih baik, daripada mereka yang tidak berolahraga sama sekali, atau berolahraga lebih dari lima kali seminggu. 

Peneliti lalu menyimpulkan, berolahraga selama 2-6 jam dalam seminggu mungkin merupakan titik maksimal untuk meningkatkan kesehatan mental. Pedoman aktivitas fisik Federal, merekomendasikan agar melakukan olahraga aerobik yang berat sekitar 75 menit atau 150 menit aktivitas aerobik sedang per minggu.  Pedoman tersebut juga menyarankan untuk menambahnya dengan sesi latihan kekuatan dua kali seminggu, untuk mendapatkan manfaat kesehatan. 

Namun, dari penelitian ini terungkap berolahraga selama enam jam dalam seminggu menjadi batas peningkatan kesehatan mental. Peneliti berspekulasi olahraga berlebihan bisa menjadi penyebab masalah kesehatan mental. 

Menurut Chekroud, beberapa orang terobsesi dan memaksakan batas kemampuan dalam berolahraga. "Kamu pasti dapat melihat mengapa seseorang yang banyak berolahraga, atau obsesif, mungkin memiliki kesehatan mental yang lebih buruk," kata dia. 

Di sisi lain, Chekroud mengatakan orang-orang yang tidak berolahraga sama sekali, mungkin tidak akan mendapatkan efek kebugaran yang meningkatkan suasana hati --yang sebenarnya dapat mengubah cara otak berfungsi. "Ada banyak literatur menunjukkan orang yang mengalami depresi lalu menggunakan antidepresan." 
"Namun, melakukan olahraga umumnya lebih baik daripada orang yang hanya menggunakan antidepresan," kata dia. Menurut dia, pasti ada sesuatu yang terjadi secara neurobiologis pada orang yang mengalami depresi dan terbantu dengan berolahraga. 

Orang yang menderita depresi biasanya mengalami penurunan suasana hati atau hari yang buruk lebih banyak dari rata-rata manusia lainnya. Namun, mereka yang berolahraga mengalami tiga hari lebih sedikit hari buruk atau penurunan suasana hati setiap bulannya. 

Semua jenis aktivitas fisik memang baik untuk tubuh dan otak. Namun, peneliti menemukan jenis olahraga tertentu dikaitkan dengan manfaat kesehatan mental yang lebih tinggi. Olahraga pertama yang sangat ampuh untuk mengatasi masalah mental adalah olahraga yang dilakukan secara berkelompok dengan persentase penurunan masalah mental sebesar 22,3%.

Posisi berikutnya, yaitu olahraga bersepeda, yang mampu menurunkan masalah mental sebesar 21,6%. Berikutnya adalah latihan aerobik atau gym yang mampu menurunkan masalah kesehatan mental sebesar 20,1%. 

Dalam analisis terpisah, peneliti juga menemukan latihan mindfulness, seperti yoga dan tai chi, memberikan manfaat kesehatan mental yang lebih baik daripada berjalan dan banyak jenis olahraga lainnya. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang mengklaim dukungan sosial dan perhatian dapat meningkatkan kesehatan mental. 

Chekroud berharap temuan ini dapat membantu pengembangan platform yang dapat merekomendasikan model latihan peningkatan kesehatan mental yang disesuaikan, tergantung pada profil demografi, gejala, dan preferensi seseorang. Namun, ia menekankan pentingnya gaya hidup sehat yang turut menunjang kesehatan mental. 

"Banyak orang berolahraga untuk manfaat kesehatan fisik atau penurunan berat badan. Tapi, konsep berolahraga untuk manfaat kesehatan mental, secara eksplisit, cukup menarik," tambahnya. (Ariska Puspita Anggraini)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tak Selamanya Olahraga Tingkatkan Kesehatan Mental, Benarkah? 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×