kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasca sembuh dari Covid-19, pasien bisa terserang anosmia yang melumpuhkan hidung


Selasa, 07 Juli 2020 / 10:37 WIB
Pasca sembuh dari Covid-19, pasien bisa terserang anosmia yang melumpuhkan hidung
ILUSTRASI. Seorang seniman mengerjakan mural?yang didedikasikan kepada spesialis medis, polisi dan angkatan bersenjata yang terlibat dalam menanggulangi penyebaran virus corona (COVID-19), di Almaty, Kazakhstan, Selasa (5/5/2020). REUTERS/Pavel Mikheyev


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - PARIS. Ini temuan terbaru terhadap pasien yang baru sembuh dari Covid-19. Rupanya, seorang pasien bisa kehilangan fungsi indera penciumannya setelah sembuh dari penyakit flu tersebut. Kondisi ini dinamakan anosmia, yang termasuk cacat tak terlihat dan belum ada pengobatan khusus untuk mengatasinya.

"Yang paling saya rindukan adalah aroma putraku ketika aku menciumnya, (dan) aroma tubuh istriku," kata Jean-Michel Maillard dikutip dari AFP Senin (6/7/2020).

"Anosmia memisahkan Anda dari aroma kehidupan, ini adalah siksaan," terang Maillard yang merupakan presiden anosmie.org, sebuah kelompok di Perancis yang didirikan untuk membantu para penderita.

Baca Juga: Peneliti: Virus corona bermutasi, kini sembilan kali lebih menular

Maillard melanjutkan, penderita anosmia tidak akan bisa menghirup aroma kopi pagi, mencium aroma rumput yang baru saja dipotong, bahkan aroma sabun setelah mandi. Anda baru akan menyadari indera penciuman Anda ketika kehilangannya, kata Maillard yang mengidap anosmia akibat kecelakaan.

Lebih lanjut ia mencontohkan, anosmia juga dapat membuat penderitanya tak bisa mencium bau asap dari api, gas yang bocor, atau tempat sampah.

Pengalaman makan juga akan berbeda karena aromanya tak tercium, ungkap Alain Corre spesialis THT di Rumah Sakit Fondation Rothschild di Paris. "Ada puluhan penyebab anosmia," katanya dikutip dari AFP.

Baca Juga: Cara bedakan batuk dan pilek karena alergi dengan gejala corona pada anak-anak

Penyebab-penyebab itu antara lain polip hidung, rinitis kronis, diabetes, Alzheimer, dan Parkinson. Sekarang Covid-19 juga dimasukkan dalam daftar itu, kata Corre.

"Ketika orang-orang kehilangan indera penciuman dan tidak mendapatkannya kembali, kami melihat ada perubahan nyata dalam kualitas hidup dan tingkat depresi yang tidak signifikan," imbuhnya.




TERBARU

[X]
×