kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,20   6,85   0.74%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lebih ganas dari virus corona? Dari 6.639 kasus, 49 orang tewas akibat DBD


Senin, 17 Februari 2020 / 09:01 WIB
Lebih ganas dari virus corona? Dari 6.639 kasus, 49 orang tewas akibat DBD
ILUSTRASI. Petugas kesehatan memberikan penanganan medis kepada pasien penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Rabu (30/1/2019) ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/wsj. .


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sampai 12 Februari 2020, sudah ada 6.639 kasus demam berdarah dengue (DBD) dengan 49 kematian di seluruh Indonesia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan hal itu,

"Tahun lalu pada tanggal yang sama, kasus DBD sampai 160 ribuan dengan angka kematian hampir 10 ribu. Kita melihat angkanya sekarang masih di bawah tahun yang lalu," ujar Nadia di Gedung Kemenkes, Jumat (14/2).

Baca Juga: Korban tewas virus corona mencapai 1.770, kasus sembuh 10.607

Dari 6.639 kasus tersebut, ada empat daerah mengalami peningkatan kasus DBD, yaitu Kabupaten Sikka, Temanggung, Lampung Tengah, serta Ciamis. Secara detail, jumlah kasus penderita DBD di Kabupaten Sikka mencapai 580 kasus dengan 4 kematian.

Angka tersebut meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 520 kasus dengan 17 kematian. Dengan adanya peningkatan jumlah kasus ini, maka Kabupaten Sikka menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) terhadap penyakit demam berdarah.

Selain itu, Nadia juga menyatakan ada beberapa daerah yang selalu mengalami potensi peningkatan kasus DBD, yaitu wilayah Jakarta dan Jakarta Timur. Namun, kata Nadia, tahun ini wilayah Jawa Timur sudah berhasil menekan angka kesakitan dan kematian.

"Tahun ini Jawa Timur sudah berhasil menekan angka kesakitan dan kematian, meskipun begitu daerah ini tetap menjadi daerah kewaspadaan untuk kami," ungkapnya.

Untuk saat ini, belum ada status khusus yang ditetapkan oleh Kemenkes untuk mewaspadai peningkatan kasus DBD.

Baca Juga: Virus corona membuat Singapura pangkas proyeksi ekonomi 2020 menjadi -0,5%-1,5%

Namun, Nadia menekankan agar masyarakat Indonesia tetap mewaspadai penyebaran penyakit ini, serta melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Apalagi peningkatan kasus DBD sangat bergantung pada perubahan musim.




TERBARU

[X]
×