kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Benarkah jus buah segar adalah minuman yang menyehatkan?


Minggu, 16 Agustus 2020 / 17:31 WIB
Benarkah jus buah segar adalah minuman yang menyehatkan?
ILUSTRASI. Ilustrasi minumahan kesehatan berbahan dasar alami seperti jeruk dan apel. KONTAN/Muradi/2017/04/06


Sumber: Kompas.com | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat memilih minuman untuk menemani santap siang Anda, rasanya jus buah akan terasa menyegarkan sekaligus menyehatkan. Ya, jus buah segar sering kali dianggap minuman yang paling sehat. Tak jarang minuman ini masuk dalam menu banyak jenis diet. 

Bahkan, jus buah segar sering diklaim bisa membantu menurunkan berat badan, memulihkan keadaan tubuh, hingga detoksifikasi. Namun, apakah jus buah segar benar-benar sehat seperti yang kita pikirkan selama ini? 

Baca Juga: Hingga 16 Agustus, ada 77.090 kasus suspek virus corona di Indonesia

Jus buah sering kali dianggap tidak berbahaya karena kandungan gulanya adalah fruktosa. Dalam hal ini, buah memang mengandung fruktosa tapi gula tersebut terkandung dalam sel buah yang ada pada serat buah utuh. Artinya, butuh sistem pencernaan kita sebentar untuk memecah sel-sel ini dan agar fruktosa memasuki aliran darah. Sedangkan untuk jus buah tidak demikian. 

"Jus buah memiliki sebagian besar serat yang dihilangkan," ungkap Emma Elvin, penasihat klinis senior lembaga diabetes di Inggris dikutip dari BBC Future. 

Itu mengapa fruktosa dalam jus buah dihitung sebagai "gula bebas" seperti madu dan gula yag ditambahkan pada makanan. Merujuk pada rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), batas tambahan gula pada orang dewasa hanya 30 gram. Ini setara dengan 150 ml jus buah per hari. 

Dapat sebabkan diabetes tipe 2 
Selain itu, dengan serat yang dihilangkan, fruktosa jus buah diserap lebih cepat. Lonjakan gula darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan pankreas melepaskan insulin untuk menstabilkannya. Seiring waktu, mekanisme ini bisa saja aus dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2. 

Baca Juga: Awas, ini masalah kesehatan bila berat badan turun terlalu cepat

Pada 2013, para peneliti menganalisis data kesehatan dari 100.000 orang yang dikumpulkan antara 1986 dan 2009. Hasilnya, mereka menemukan bahwa konsumsi jus buah dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2. 

Mereka menyimpulkan hal ini terjadi karena cairan melewati lambung ke usus lebih cepat dari padatan. Bahkan ketika kandungan nutrisinya mirip dengan buah utuh, jus buah menyebabkan perubahan kadar glukosa dan insulin yang lebih cepat dan lebih besar. 

Studi lain juga menemukan hubungan antara jus buah dan diabetes tipe 2. Temuan ini didapatkan setelah mengikuti diet dan status diabetes lebih dari 70.000 perawat selama 18 tahun. Para peneliti menjelaskan bahwa alasan yang mungkin untuk hal ini karena kurangnya komponen lain yang ditemukan dalam buah utuh, seperti serat. 




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×