kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tanda-Tanda Diabetes Semakin Parah, Apakah Obat Diabetes Harus Diminum Seumur Hidup


Selasa, 23 April 2024 / 14:42 WIB
Tanda-Tanda Diabetes Semakin Parah, Apakah Obat Diabetes Harus Diminum Seumur Hidup
ILUSTRASI. Gangguan penglihatan / penglihatan menjadi kabur


Reporter: Adi Wikanto | Editor: Adi Wikanto

Tanda-Tanda Diabetes Semakin Parah -Jakarta. Cermati tanda-tanda diabetes semakin parah. Lalu, apakah obat diabetes harus diminum seumur hidup?

Penyakit diabetes memang susah disembuhkan. Apalagi, jika pasien terlambat mendeteksi penyakit diabetes tersebut sejak awal. 

Bukan tidak mungkin, penyakit diabetes malah semakin parah. Bahkan, tak jarang penyakit diabetes yang parah malah menimbulkan gangguan kesehatan lain seperti sakit ginjal, syaraf dll.

Lalu, seperti apa tanda-tanda diabetes semakin parah?

Mengutip website Kementerian Kesehatan (Kemenkes), diabetes mellitus atau yang dikenal dengan kencing manis / penyakit gula adalah penyakit dimana kadar gula dalam darah cukup tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin sehingga gula di dalam darah tidak dapat dimetabolisme.

Penegakan diagnosa DM dilakukan dengan pengukuran kadar gula darah. Seseorang dikatakan menderita diabetes mellitus apabila :

1.      Menunjukkan gejala DM + kadar gula darah sewaktu > 200gr/dl.

2.      Menunjukkan gejala DM + kadar gula darah puasa > 126 gr/dl.

3.      Kadar gula darah 2 jam pada Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) lebih dari 200 gr/dl.

Diabetes seringkali muncul tanpa gejala atau tanda-tanda. Namun demikian ada beberapa gejala yang harus diwaspadai sebagai syarat kemungkinan diabetes.

Bahkan, sejumlah tanda-tanda berikut baru muncul jika diabetes semakin parah:

1.      Sering buang air kecil, terutama jika di malam hari

2.      Mudah haus

3.      Banyak makan, mudah lapar

4.      Berat badan turun drastis

5.      Kulit kering

6.      Luka yang susah sembuh

7.      Gangguan penglihatan / penglihatan menjadi kabur

8.      Kesemutan pada tangan atau kaki

9.      Lemas dan sakit kepala

10.   Mudahnya terinfeksi jamur dan bakteri

11.   Gusi merah dan bengkak

12.   Koordinasi gerak anggota tubuh terganggu

13.   Timbul gatal-gatal yang seringkali sangat mengganggu (pruritus)

Obat diabetes harus diminum seumur hidup

Untuk mencegah diabetes semakin parah, penderita wajib minum obat secara rutin. Bahkan, banyak yang bilang obat diabetes harus dikonsumsi seumur hidup..

Benarkah obat diabetes harus diminum seumur hidup?

Diberitakan Kompas.com, Dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Pembinaan Kesejahteraan Umat (RS PKU) Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta, Sumardi, mengonfirmasi jika penderita diabetes harus minum obat seumur hidup. Konsumsi obat diabetes seumur hidup tersebut, menurutnya, baik dalam bentuk obat oral maupun suntik insulin.

"Ya, kalau itu bentuk tablet. Ada yang bentuk injeksi insulin atau insulin pump," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Senin (22/4/2024).

Sumardi menjelaskan, kewajiban minum obat diabetes seumur hidup dikarenakan penderita diabetes kekurangan insulin, hormon yang berfungsi mengatur gula darah. Tidak hanya membantu tubuh mengontrol kadar gula dalam darah, hormon insulin juga dibutuhkan untuk mengelola glukosa sebagai sumber energi melalui sel otot, lemak, dan hati.

Sementara itu, kurangnya insulin disebabkan organ penghasilnya, pankreas, yang mengalami kelainan atau masalah. Selama pankreas masih bermasalah, penderita diabetes tetap perlu menjalani pengobatan. Namun, menurut Sumardi, penyakit ini masih bisa disembuhkan melalui transplantasi organ. "Bisa (sembuh) dengan cangkok pankreas," ucapnya.

Terpisah, spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Saiful Anwar Malang, Jawa Timur, dr Syifa Mustika menyebut, obat diabetes yakni glimepirid obat antidiabetes oral yang biasa diberikan kepada pasien diabetes melitus. Dia menjelaskan, diabetes melitus terdiri dari beberapa tipe sesuai penyebabnya.

Kendati demikian, tipe 1 dan tipe 2 adalah diabetes terpopuler dan paling sering dijumpai. "Diabetes melitus tipe 1 terjadi karena kekurangan insulin mutlak, artinya sejak kecil. Berarti mau tidak mau, pasti tidak bisa disembuhkan dan harus pakai insulin, tidak bisa pakai obat oral," jelas Syifa, saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin.

Berbeda, orang dewasa lebih sering mengalami diabetes melitus tipe 2, yakni suatu penyakit akibat defisiensi atau kekurangan hormon insulin relatif. Syifa mengatakan, diabetes melitus tipe 2 terjadi karena sejumlah faktor risiko, termasuk obesitas, kadar kolesterol tinggi, dan gangguan ginjal. "Jadi sebenarnya kurang insulin bukan karena pabrik (pankreas) tidak memproduksi, tapi produksinya kurang baik," imbuhnya.

Saat dokter telah mendiagnosis seseorang dengan diabetes melitus tipe 2, kata dia, pasien pasti akan diberikan obat diabetes untuk membantu memacu sensitivitas insulin. Obat-obatan diabetes tersebut harus diminum seumur hidup guna mencegah kenaikan kadar gula dalam darah pasien.

Jika sensitivitas insulin terpacu dan produksinya meningkat, kadar gula dalam darah pun tidak akan tinggi. Imbasnya, pasien diabetes melitus tipe 2 bisa terhindar dari komplikasi yang semakin membahayakan kesehatan.

Baca Juga: 10 Tanda Tubuh Kelebihan Gula yang Tidak Boleh Disepelekan

Diabetes tak diobati picu komplikasi

Di sisi lain, obat provelyn dalam unggahan merupakan obat dengan kandungan pregabalin yang biasa digunakan untuk mengatasi nyeri neuropati atau gangguan fungsi saraf. "Kebanyakan kami memberikan obat-obat ini jika pada pasien ada komplikasi dari diabetes," kata Syifa.

Syifa mengungkapkan, diabetes jangka panjang yang tak diobati akan menimbulkan komplikasi, meliputi mikroangiopati dan makroangiopati. Sesuai namanya, makroangiopati adalah komplikasi yang mengenai pembuluh darah besar, seperti jantung dan otak.

Itulah mengapa orang dengan penyakit diabetes sangat bisa terserang stroke maupun penyakit jantung. Sementara, mikroangiopati merupakan komplikasi diabetes yang menyerang pembuluh darah kecil, seperti pembuluh pada saraf, mata, dan ginjal.

Komplikasi mikroangiopati sendiri bisa berupa gangguan pada saraf, yang memicu gejala seperti kaki kebas, kepanasan, atau terkadang dingin dan terasa nyeri mirip ditusuk. "Kalau dua obat itu diminum asumsi saya pasien itu sudah diabetes tipe 2 yang mungkin ada komplikasi di pembuluh darah saraf tepi, makanya dia diberikan pregabalin itu untuk mengurangi keluhannya," jelas Syifa.

Selanjutnya: Unilever Tarik Kembali Produk Es Krim Magnum Almond di Inggris, Indonesia Bagaimana?

Menarik Dibaca: Harga Emas Siang Ini Menukik Tajam, Investor Profit Taking!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×