kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun 2018, produksi kopi bisa capai 660.000 ton


Rabu, 27 Desember 2017 / 15:36 WIB
Tahun 2018, produksi kopi bisa capai 660.000 ton


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun depan produksi kopi diperkirakan akan meningkat dibandingkan tahun ini lantaran pengaruh cuaca yang lebih baik. Tahun ini, produksi kopi memang masih mengalami gangguan akibat el nino yang terjadi di tahun 2015.

"Tahun 2017 memang sudah recovery dari dampak el nino. Melihat kondisi cuaca, tahun depan akan lebih baik lagi. Meski lebih baik tetapi belum bisa panen raya," ujar Ketua Departemen Specialty & Industri BPP Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Moelyono Soesilo, kepada Kontan.co.id, Rabu (27/12).

Menurut Moelyono, tahun 2018 produksi kopi bisa mencapai 11 juta karung atau setara dengan 660.000 ton. Tahun ini, menurutnya produksi kopi hanya 10 juta hingga 10,5 juta ton atau 600.000-630.000 ton.

Moelyono pun berpendapat, ekspor kopi di 2018 akan turut meningkat menjadi sekitar 380.000-400.000 ton. Sementara, ekspor kopi tahun ini hanya sekitar 300.000 ton.

Meskipun produksi kopi membaik, namun Moelyono pun mengatakan bahwa harga kopi di tahun mendatang akan tertekan lantaran membaiknya produksi kopi di negara-negara penghasil kopi lainnya.

"Ada recovery kopi robusta di Brasil dan Vietnam, sementara untuk kopi arabica hampir semuanya ada perbaikan produksi, seperti di Brasil dan Kolombia," terang Moelyana.

Kata Moelyana, produksi kopi di Indonesia masih kalah dibandingkan Brasil dan Vietnam. Karena itu, produksi kopi Indonesia harus terus ditingkatkan kembali.

Menurutnya peningkatan produksi ini bisa dilakukan dengan melakukan intensifikasi dan petani juga harus diedukasi untuk menggunakan pupuk dengan maksimal.

"Tanah juga harus dianalisa terlebih dahulu, supaya kita mengetahui seberapa banyak pupuk yang dibutuhkan. Dana yang dikeluarkan petani juga menjadi tidak terlalu banyak," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×