kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Skandal seks mengguncang Parlemen Inggris


Rabu, 01 November 2017 / 12:00 WIB
Skandal seks mengguncang Parlemen Inggris


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LONDON. Perdana Menteri Inggris Theresa May berjanji akan mengambil langkah tegas untuk melindungi staf pemerintahan atas pelecehan seksual. Langkah ini diambil seiring adanya rumor dugaan perilaku tidak pantas yang dilakukan para pria anggota parlemen Inggris.

Sejumlah klaim mengenai perilaku politisi senior muncul dalam beberapa hari terakhir. Kasus skandal pelecehan seksual oleh Harvey Weistein mendorong kaum hawa dari berbagai profesi untuk berbagi pengalaman mereka atas kejadian pelecehan yang tidak pantas mereka terima.

Saat ini, para wanita yang bekerja bagi para politisi Inggris secara efektif bekerja sendiri dan tidak memiliki prosedur formal untuk menyampaikan keluhan kepada majikan mereka.

Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada John Bercow, Jubir DPR, May menulis bahwa kejadian ini harus berubah.

"Hal ini tidak membutuhkan gigi karena secara kontrak seorang anggota parlemen tidak harus mengikuti prosedurnya. Saya tidak percaya situasi ini bisa ditolerir lebih lama lagi," kata May dalam suratnya hari Minggu.

Pimpinan DPR Andrea Leadsom mengatakan pada hari Senin (30/11) bahwa Kantor Kabinet sekarang menyelidiki tuduhan spesifik mengenai apakah sejumlah individu telah melanggar peraturan kementerian.

Sejauh ini, tiga anggota parlemen terindikasi melakukan pelanggaran. Meski demikian, sejumlah laporan media menunjukkan adanya daftar rahasia pada aplikasi pesan WhatsApp yang digunakan wanita untuk saling memperingatkan tentang perilaku kelompok pemangsa anggota parlemen yang jauh lebih besar.

Daftar tersebut dibagi oleh para peneliti, sekretaris, dan asisten parlemen yang menggunakannya untuk mengidentifikasi politisi yang memiliki reputasi tidak pantas secara seksual.

Menteri Brexit Mark Garnier mengakui telah mengeluarkan  pernyataan merendahkan kepada sekretarisnya dan menyuruhnya untuk membeli mainan seks untuk istrinya. Dia telah dilaporkan ke Kantor Kabinet. Akan tetapi, Garnier membantah telah berperilaku tidak pantas.

Mantan menteri kabinet Stephen Crabb telah meminta maaf karena telah mengirim pesan eksplisit secara seksual kepada seorang wanita berusia 19 tahun yang melamar bekerja di kantornya di DPR. Pria beragama Kristen taat itu kini berusia 44 tahun. Dia mengakui dirinya bodoh, namun dia meyakinkan tidak ada kontak seksual yang terjadi. Crabb sebelumnya pernah tertangkap basah telah mengirim pesan eksplisit ke wanita yang berbeda pada tahun 2013.

Kasus serupa yang baru saja terungkap adalah kasus Menteri Pertahanan Michael Fallon. Dikabarkan, Fallon mengakui telah berulang kali menyentuh lutut wartawan Julia Hartley-Brewer pada tahun 2002.

Hartley-Brewer mengatakan dalam sebuah pernyataan Senin bahwa dia mengakhiri masalah ini dengan memperingatkan Fallon bahwa jika dia tidak berhenti, dia akan "memukul wajahnya". Wartawan tersebut menambahkan bahwa dia tidak merasa dirinya sebagai korban penganiayaan seksual.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×