kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Selama pandemi ini, Direktur BEI dan PTPP makin mengurangi transaksi tunai


Rabu, 23 Desember 2020 / 08:30 WIB
Selama pandemi ini, Direktur BEI dan PTPP makin mengurangi transaksi tunai
ILUSTRASI. Per kuartal ketiga 2020, Bank Indonesia (BI) juga mencatat adanya peningkatan tren ekonomi keuangan digital.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran virus corona dikhawatirkan bisa melalui uang tunai. Pasalnya virus ini bisa bertahan hidup di permukaan benda dan menyebabkan kontaminasi silang pada orang yang menyentuh benda tersebut. 

Per kuartal ketiga 2020, Bank Indonesia (BI) juga mencatat adanya peningkatan tren ekonomi keuangan digital di Indonesia. Hal ini dipengaruhi oleh kesadaran dan perubahan perilaku penggunaan e-commerce seiring pembatasan fisik di tengah pandemi. 

Data BI menunjukkan nilai transaksi e-commerce pada kuartal tiga mencapai Rp 70 triliun dari periode yang sama di tahun lalu yang sebesar Rp 60 triliun. Pembayaran e-commerce menggunakan uang elektronik sudah mencapai 42% dari total pembayaran. 

Direktur Anggota Bursa (AB) Bursa Efek Indonesia Laksono Widodo mengatakan, dia sebenarnya memang sudah terbiasa cashless. Namun di tengah pandemi ini dia makin mengurangi transaksi tunai (cash). 

Baca Juga: Rekor baru, WHO umumkan lebih dari 4,6 juta kasus Covid-19 baru dalam sepekan

"Saya prefer e-money atau transfer walau penggunaan cash tetap masih ada misalnya untuk bayar parkir di pinggir jalan," kata Laksono. Bila terpaksa membayar tunai, Laksono juga sudah siap mengantongi hand sanitizer untuk membersihkan tangannya yang baru saja menyentuh uang tunai. 

Senada, Direktur Keuangan dan manajemen risiko PTPP Agus Purbianto juga sudah lebih banyak melakukan transaksi online lewat mobile banking dan juga penggunaan kartu kredit. "Saat belanja harian atau beli makanan juga menggunakan aplikasi yang langsung diantar ke rumah, sehingga pembayarannya bisa top up melalui aplikasi tersebut," kata Agus. 

Direktur Darmi Bersaudara (KAYU) Lie Kurniawan pun mengatakan sejak sebelum pandemi Covid-19 dia terbiasa melakukan transaksi menggunakan e-payment dan berlanjut hingga saat ini. Apalagi saat ini banyak platform yang memberikan cashback ataupun diskon bila melakukan pembayaran secara elektronik. 

Baca Juga: AS bersiaga karena Covid-19, rumah sakit kewalahan menjelang liburan

Melansir laman Covid19.go.id, hingga Selasa (22/12) ada tambahan 6.347 kasus baru yang terinfeksi corona di Indonesia, sehingga total menjadi 678.125 kasus positif corona.

Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus corona bertambah 5.838 orang sehingga menjadi sebanyak 552.722 orang. Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat virus corona di Indonesia bertambah 172 orang menjadi sebanyak 20.257 orang.

Lantaran masih tingginya tambahan kasus positif corona, pemerintah meminta masyarakat memiliki tanggung jawab yang tinggi dan kolektif untuk mematuhi protokol kesehatan. Karena untuk menekan wabah corona, dimulai dari menekan angka penularan.

Untuk itu, pemerintah menekankan pentingnya perilaku 3M yakni memakai masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Berdasarkan banyak penelitian, rajin mencuci tangan bisa menurunkan risiko penularan virus, termasuk virus corona sebesar 35%.

Sementara memakai masker bisa mengurangi risiko penularan virus corona hingga 45% kalau memakai masker kain. Sementara kalau menggunakan masker medis, risiko penularan berkurang hingga 75%.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Baca Juga: Inilah daftar zona merah corona di Jakarta terbaru, per 17 Desember

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×