Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan menerapkan prosedur penanganan virus corona di lingkungan kerjanya sesuai dengan protokol baku dari pemerintah atau Satgas Covid-19. Group Head Corporate Communication PT XL Axiata Tbk (EXCL) Tri Wahyuningsih (Ayu) mengatakan, di lingkungan kerja XL Axiata pernah ada karyawan yang dinyatakan positif Covid-19.
Untuk menangani kasus Covid-19 di lingkungan kerja, XL Axiata memiliki emergency response team (ERT) atau Satuan Tugas Covid-19 dengan protokol penanganan kasus Covid-19 yang merujuk pada protokol baku dari pemerintah.
Tim khusus ini bertugas untuk memantau, menangani, dan memastikan status kesehatan karyawan setiap harinya melalui aplikasi internal. Tim juga akan melakukan tracing kontak pasien, melaksanakan tes antigen dan PCR, hingga membantu penanganan karyawan yang positif Covid-19.
"Tim akan mempertimbangkan, apakah pasien cukup melakukan isolasi mandiri atau perlu perawatan di rumah sakit dan sebagainya. Pada intinya, tim khusus ini akan memastikan karyawan tetap mendapatkan penanganan terbaik hingga sehat kembali," kata Ayu saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (8/3).
Baca Juga: Pemerintah perpanjang PPKM mikro , Kemenkes akan gencarkan 3T
Selain itu, XL Axiata juga melakukan upaya tracing secara mendalam serta menyemprot disinfektan dan mengisolasi area terkait kasus yang ada. "Proses tracing dilakukan kepada karyawan lain maupun keluarga yang berinteraksi secara langsung dengan karyawan yang terkena Covid-19 dalam rentang waktu tertentu dan memantau muncul atau tidak muncul gejalanya," tutur Ayu.
Pelaksanaan tracing ini dilakukan di hari yang sama dengan diterimanya informasi karyawan positif Covid-19 berdasarkan hasil tes PCR Swab. Hal ini dilakukan untuk mencegah dan memastikan tidak ada penyebaran yang lebih luas. Keseluruhan biaya PCR Swab karyawan dan penanganan untuk karyawan dengan positif Covid-19 bergejala ditanggung oleh asuransi kesehatan perusahaan.
Sekretaris Perusahaan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) Swasti Kartikaningtyas mengatakan, pernah ada beberapa karyawan di back office yang terkena Covid-19, tetapi belum ditemukan kasus yang terjangkit Covid-19 pada karyawan di perkebunan.
Menurut Swasti, saat ada peserta yang terinfeksi Covid-19, perusahaan memberi kebijakan kepada pekerja untuk beristirahat atau bekerja dari rumah ( self-isolated) tanpa mengurangi hak dan kewajibannya. Kemudian, perusahaan melakukan hierarki pengendalian risiko penularan Covid-19 melalui tracing yang kontak langsung dengan perbandingan 1:8.
Baca Juga: Epidemiolog UI mengkritisi target vaksinasi pemerintah
"Menurut kami perbandingan tracing tersebut sudah cukup, mengingat lingkungan kerjanya juga bukan yang berdempetan," ungkap Swasti saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (8/3). Selanjutnya, petugas kesehatan internal akan melakukan pemantauan secara proaktif kepada karyawan yang terkena Covid-19 untuk mengetahui perkembangan kondisinya.
Pemantauan juga dilakukan kepada seluruh pekerja untuk pendeteksian dini apabila ada yang mengalami gejala demam atau batuk/pilek/sakit tenggorokan. Apabila ada, yang bersangkutan akan diminta untuk memeriksakan diri ke klinik perusahaan atau fasilitas pelayanan kesehatan di lingkungan terdekat.
Dari segi pencegahan, SSMS secara berkala melakukan swab test antigen kepada seluruh karyawan. Hal ini bertujuan untuk memantau kondisi kesehatan seluruh karyawan dan meminimalkan risiko penularan.
"Swab test antigen rutin dilakukan dua minggu sekali untuk kantor perwakilan di Jakarta dan kantor pusat, sedangkan kalau untuk pekerja di kebun, periodenya satu bukan sekali," ucap Swasti.
Baca Juga: Sudah divaksin tapi masih terinfeksi Covid-19, ini penjelasan Kemenkes
Melansir data di laman Covid19.go.id, hingga Senin (8/3) ada tambahan 6.894 kasus baru yang terinfeksi corona di Indonesia. Sehingga total menjadi 1.386.556 kasus positif corona.
Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus corona bertambah 8.725 orang sehingga menjadi sebanyak 1.203.381 orang. Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat virus corona di Indonesia bertambah 281 orang menjadi sebanyak 37.547orang.
Lantaran masih tingginya tambahan kasus positif corona, pemerintah meminta masyarakat memiliki tanggung jawab yang tinggi dan kolektif untuk mematuhi protokol kesehatan. Karena untuk menekan wabah corona, dimulai dari menekan angka penularan.
Untuk itu, pemerintah menekankan pentingnya perilaku 5M yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.
Berdasarkan banyak penelitian, rajin mencuci tangan bisa menurunkan risiko penularan virus, termasuk virus corona sebesar 35%.
Sementara memakai masker bisa mengurangi risiko penularan virus corona hingga 45% kalau memakai masker kain. Sementara kalau menggunakan masker medis, risiko penularan berkurang hingga 75%.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Baca Juga: Ini kata pengusaha soal PPKM mikro yang diperpanjang hingga 22 Maret
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News