kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Satu juta kasus corona di Indonesia di depan mata, ayo jaga diri dan keluarga Anda


Sabtu, 23 Januari 2021 / 11:58 WIB
Satu juta kasus corona di Indonesia di depan mata, ayo jaga diri dan keluarga Anda
ILUSTRASI. Warga menjalani rapid test atau swab test di Drive Thru Covid-19 Test, di Jalan Pelajar Pejuang, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (22/1/2021). Tribun Jabar/Gani Kurniawan


Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus corona Covid-19 di Indonesia terus bertambah saban hari. Makin kesini, lonjakan justru seolah kian tak terkendali. 

Sejak 8 Januari 2021, jumlah kasus baru Covid-19 di Indonesia secara konsisten bertambah 10.000 per hari, bahkan seringkali menciptakan rekor penambahan kasus tertinggi. Pada Jumat (22/1) ada 13.632 kasus baru corona di Indonesia sehingga secara keseluruhan jumlah kasusnya mencapai 965.283. 

Dus, jika tren ini tidak membaik, sebelum Januari 2021 berakhir, bukan mustahil jumlah kasus Covid-19 di Indonesia akan mencapai satu juta. Perlu dicatat, ini jelas bukan sekadar angka, melainkan soal keselamatan dan nyawa manusia.

Mirisnya, lonjakan kasus corona di Indonesia beriringan dengan menurunnya kepatuhan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menghindari kerumunan dan menjaga jarak, serta mencuci tangan dengan sabun.

Ini terlihat dari data yang disampaikan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (7/1/2021).

Wiku mengungkapkan, sejak minggu ketiga September hingga minggu keempat Desember 2020, persentase kepatuhan memakai masker menurun 28% dan persentase kepatuhan menjaga jarak dan menghindari kerumunan menurun 20,6%.

Pada Oktober 2020, tingkat kepatuhan masyarakat dalam memakai masker rata-rata masih melebihi angka 70%. Sedangkan, kepatuhan dalam menjaga jarak berada di atas angka 60%. Sedihnya, pada Desember 2020, angka kepatuhan memakai masker hanya 55% dan kepatuhan menjaga jarak 39%. 

"Data dengan nyata menunjukkan tren kepatuhan protokol kesehatan yang semakin menurun berbanding lurus dengan tren penambahan kasus positif mingguan yang semakin meningkat," ujar Wiku.

Baca Juga: Terus bermutasi, ini tips mencegah penularan virus corona varian baru menurut ahli

Pemerintah telah melakukan intervensi dengan menerapkan Pelaksaanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Namun upaya tersebut dampaknya tidak akan signifikan menekan penyebaran Covid-19, jika tidak ada dukungan dari masyarakat. Intervensi seperti PPKM dan PSBB, imbuh Wiku, hendaknya dijadikan proses adaptasi kebiasaan baru di tengah masyarakat dalam aktivitas sehari-hari.

"Dalam satu minggu pelaksanaan PPKM, evaluasi menunjukkan belum adanya perubahan yang signifikan. Pelaksanaan intervensi membutuhkan waktu untuk lebih efektif dan berkontribusi dalam perubahan situasi ke arah yang lebih baik," jelas Wiku, Kamis (21/1/2021).

Berkaca dari pengalaman PSBB di DKI Jakarta, dampaknya membutuhkan waktu setidaknya tiga minggu ke depan sejak intervensi dijalankan. Namun, dampak kejadian yang memicu penularan lajunya jauh lebih cepat.

"Kita dapat menarik pembelajaran yang penting (dari PSBB di DKI Jakarta-red), bahwa dampak dari intervensi yang dilakukan baru akan muncul pada minggu ketiga pelaksanan intervensi tersebut. Sedangkan, dampak kejadian yang memicu penularan seperti libur panjang, lebih cepat yaitu dalam 7-10 hari saja," jelas Wiku. 

Mirisnya, di berbagai daerah penularan virus Covid-19 paling banyak terjadi di cluster keluarga. Ambil contoh di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. 

“Hasil evaluasi Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pasuruan bersama Forkopimda kemarin diketahui, tren penularan didominasi oleh tiga cluster. Pertama, cluster keluarga, kedua cluster perusahaan. Ketiga, cluster masyarakat yang takut berobat dan memeriksakan kondisi kesehatannya ke RS. Sehingga sesampai di RS sudah dalam kondisi agak parah akibat penanganan kesehatan yang terlambat”, tandas Bupati yang akrab disapa Gus Irsyad, (21/1) dikutip dari situs resmi Pemerintah Kabupaten Pasuruan. 

Gus Irsyad menegaskan, disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan selama pandemi merupakan bukti sayang kepada keluarga dan lingkungan sekitar.

Tentunya dengan selalu berkomitmen dalam melaksanakan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas). Tidak terkecuali meningkatkan imun dan memperbanyak berdoa kepada Allah SWT.      

Jadi, jika Anda ingin memberikan cinta dan kasih sayang kepada keluarga, patuhi protokol kesehatan dengan menerapkan 5M!

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Terkonfirmasi positif Covid-19, Doni Monardo: Jangan kendor pakai masker & jaga jarak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×