Sate kuah dan soto tangkar berbaur di Kota Tua

Jumat, 07 Agustus 2015 | 13:00 WIB   Reporter: Surtan PH Siahaan
Sate kuah dan soto tangkar berbaur di Kota Tua


Berkeliling kawasan Kota Tua di Jakarta paling asyik dengan sepeda. Kalau sudah puas berputar-putar dan rasa lapar mulai muncul, jangan khawatir. Kawasan Kota Tua juga gudangnya makanan enak. Salah satunya adalah Soto Tangkar dan Sate Kuah Aneka Sari besutan H Diding yang berada di Pasar Pagi Lama.

Hebatnya Haji Diding, meski sudah almarhum, namanya tetap tersohor tak cuma di seputaran Kota, tetapi juga Jakarta. Sekitar 50 gerobak Soto Tangkar berbendera Aneka Sari tersebar mulai Glodok hingga Cengkareng. Cabang warungnya juga ada di Jembatan Besi Raya, Pasar Duta Mas, Jelambar, hingga Sungai Barito Jakarta Selatan. Tapi yang rasanya paling nyess tetaplah warung pusatnya, di Los T 28 B dan C.

Sayangnya, kedai yang punya jam operasi dari pukul 7 pagi hingga pukul 5 sore ini berukuran mini. Jangan membayangkan tempat makan satu ini bebas dari panas dan lega. Kapasitasnya paling mentok 10 orang.

Kendati tampil apa adanya, warung makan ini punya banyak pelanggan. Mereka rela makan berimpitan, bahkan, antre lama untuk dapat tempat duduk. Semakin siang, masakan di warung semakin menipis.

Murdi, orang yang ditunjuk keluarga H. Diding mengurus kedai, bilang, sate kuah yang merupakan racikan H. Diding sebenarnya merupakan daging sapi bakar yang dicemplungkan ke dalam kuah soto tangkar. Warna kuahnya cokelat kekuningan dengan potongan daging sapi kehitaman yang menyembul di antara kuah. Rajangan daun bawang yang ditabur di kuah menjadi pelengkap.

Tidak butuh waktu lama untuk menghidangkan masakan ini. Lima menit setelah dipesan, makanan akan tersaji. Penyajian bisa secepat kilat karena pelayan warung tidak pernah berhenti membakar dan memotong sate. Pengunjung dipastikan dapat daging sate segar karena hampir semua sate yang dipotong baru selesai dikipas, tutur Murdi yang sudah 35 tahun mengurus kedai ini.

Rasa makanan ini tidak sesederhana wajahnya. Kuahnya yang kental dengan rasa santan terasa gurih nan sedap. Begitu diseruput, kuah langsung meluncur ke tenggorokan, tanpa meninggalkan rasa lemak yang mengganggu. Keunikan muncul dari rasa sate yang pahit sekaligus gurih. Tampaknya, sate sengaja dibakar agak gosong.

Kalau daging sapi tanpa lemak ini kita kunyah bersama kuah, nasi sepiring bakal terasa kurang. Jika mau lebih mantap, tambahkan acar segar yang tersaji di meja. Ada juga sambal merah ulek untuk mereka yang suka pedas.

Marwan, pemilik toko kain di kawasan Pasar Pagi mengaku sudah puluhan tahun berlangganan di kedai ini. Meski punya banyak cabang yang lebih besar, Marwan tetap setia makan di kedai Pasar Pagi karena rasanya paling enak. Mungkin di tempat lain bumbunya kurang royal, ujar dia.

Seporsi sate kuah daging bisa Anda nikmati dengan membayar Rp 20.000. Sedang soto campur dan soto daging murni masing-masing Rp 19.000 dan Rp 22.000 per porsi. Untuk minum, ada es jeruk segar seharga Rp 7.000 per gelas.

Anda penasaran? Ayo kayuh sepeda ke sini.

 

Soto Tangkar dan Sate Kuah Aneka Sari
Jalan Pasar Pagi Lama Los T 28 B-C, Jakarta Barat
Koordinat GPS: -6.137618, 106.808897

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi

Terbaru