kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ragu ber-KB, pahami dulu tentang KB spiral ini


Sabtu, 22 April 2017 / 16:37 WIB
Ragu ber-KB, pahami dulu tentang KB spiral ini


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Tak ada metode kontrasepsi yang bisa cocok dipakai setiap perempuan. Efek samping, kenyamanan, atau efektivitasnya bisa berbeda pada setiap orang.

Untungnya, tersedia banyak pilihan metode KB yang bisa disesuaikan dengan pilihan personal. Ada wanita yang tak mau memakai kontrasepsi hormonal, ada yang lebih suka metode KB yang cukup dipakai di masa subur, atau justru ingin sekali pasang bisa bertahan selama bertahun-tahun.

Salah satu metode KB jangka panjang adalah IUD (intra uterine device) atau sering disebut dengan KB spiral. Para ahli menyebutkan bahwa pemakaian IUD paling efektif dalam mencegah kehamilan.

Walau demikian, masih banyak wanita yang ragu menggunakan kontrasepsi ini. Ketahui beberapa fakta berikut untuk mengetahui lebih dalam seputar IUD yang dirangkum dari Healthland.times.com berikut ini.

  • Apa itu IUD?

Ini merupakan alat kontrasepsi yang ditanam di dalam rahim. IUD berbentuk seperti huruf 'T". Ada dua jenis IUD, yakni yang mengandung hormon sintetik progestin atau pun tembaga. Keduanya sama-sama berfungsi mencegah sperma membuahi sel telur.

  • Bagaimana cara kerjanya?

Ada dua jenis IUD, hormonal dan non-hormonal. IUD hormonal berkerja denga beberapa cara. Hormon progestin dari IUD akan menciptakan lapisan serviks yang tebal sehingga sulit ditembus sperma.

Progestin juga membuat lapisan rahim menjadi lebih tipis sehingga sel telur yang sudah dibuahi lebih sulit menempel. Sementara itu, IUD non-hormonal akan melepaskan ion tembaga yang toksik bagi sel sperma. Akibatnya sel sperma sulit berenang.

  • Seberapa efektif?

Dibanding metode lain, IUD sangat efektif. Angka kegagalannya hanya 0,2%-0,8%. Sebagai perbadingkan, pil KB memiliki angka kegagalan 9% dan kondom 18%. IUD juga bisa bertahan 3-10 tahun tergantung jenisnya.

  • Bagaimana cara memasukkanya?

Pertama, dokter atau bidan akan memastikan apakah pasien sedang hamil atau tidak, atau ada kemungkinan hamil dalam beberapa minggu.

Secara umum proses memasukkan IUD ke dalam rahim sama seperti pemeriksaan ginekologi lainnya. Dokter akan memasukkannya melalui leher rahim. Walau sedikit tidak nyaman, tapi prosedur ini tidak menimbulkan sakit, dan berlangsung singkat. Tak sampai 10 menit selesai.

  • Apa efek sampingnya

Salah satu efek samping yang banyak dialami pengguna IUD adalah adanya flek sebelum menstruasi dan rasa kram perut. Namun, sebagian besar wanita mengatakan rasa kram lama kelamaan akan menghilang seiring waktu.

Efek samping lainnya adalah perubahan darah menstruasi, ada yang menjadi lebih sedikit dan ada yang haidnya lebih banyak.

  • Apakah mengganggu hubungan seks?

Seharusnya IUD sama sekali tidak terasa saat penetrasi hubungan seksual karena alat KB ini berada di rahim, bukan vagina.

Memang ada kemungkinan kabel halusnya terlalu panjang sehingga mengganggu saat berhubugan seks. Bila ini terjadi, dokter bisa menyesuaikannya dengan memotong sedikit kabel IUD.

  • Bisakah hamil saat pakai IUD?

Sangat jarang. Meski begitu, dokter akan menyarankan untuk kembali memeriksakan diri seminggu setelah pemasangan IUD. Tujuannya memastikan posisi IUD sudah tepat.

Kesuburan seorang wanita juga akan cepat kembali normal setelah IUD non-hormonal dilepas. Sementara untuk IUD hormonal diperlukan waktu sekitar 6 minggu sampai kesuburan normal.

  • Biayanya

Harga kontrasepsi ini bervariasi, tergantung pada jenis, merek, dan juga biaya dokternya. Di rumah sakit swasta, biayanya bisa di atas Rp 500.000, namun untuk di puskesmas kemungkinan lebih murah. Yang harus diingat, biaya tersebut hanya sekali pemasangan dan dapat bertahan sampai 10 tahun.

(Lusia Kus Anna)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×