kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi susu sapi lokal terus menurun


Selasa, 30 Mei 2017 / 17:47 WIB
Produksi susu sapi lokal terus menurun


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Produksi susu dalam negeri mengalami penurunan dalam 15 tahun terakhir. Pada tahun 2000-an produksi susu lokal masih mencapai 1.800 ton per hari, tapi sejak dua tahun terakhir produksi susu terus menyusut tinggal 1.400 ton per hari. Penurunan produksi susu ini seiring dengan penurunan populasi sapi perah dalam negeri.

Produksi susu nasional baru dapat memenuhi 18% dari total rata-rata kebutuhan susu nasional yang mencapai 3,8 juta ton per tahun. Dan pada tahun 2020 diprediksi produksi susu akan terus menyusut dan hanya dapat memenuhi 10% dari total kebutuhan nasional.

Ketua Dewan Persusuan Nasional (DPN) Teguh Boediyana mengatakan, itu karena kondisi peternakan sapi perah saat ini sudah kritis. Populasi sapi perah di seluruh sentra produksi susu, terutama di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur terus menurun. Diperkirakan populasi sapi perah betina yang ada saat ini tinggal 300.000 ekor saja.

"Bila pemerintah tidak segera mengambil kebijakan serius, maka kita akan benar-benar bergantung pada susu impor dalam beberapa tahun ke depan," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (30/5).

Untuk itu, DPN mendesak pemerintah segera menerbitkan payung hukung penggantin Instruksi Presiden (Inpres) No.2 tahun 1985 tentang pembinaan dan pengembangan persusuan nasional. Mereka meminta ada peraturan presiden yang berisi perlindungan dan pembinaan kepada peternak sapi perah melalui wadah koperasi. Mereka juga meminta diberlakukannya sistem rasio penyerapan susu segar dengan impor.

DPN Juga mendesak pemerintah meningkatkan populasi sapi perah dengan impor. Kemudian dibagikan kepada peternak sebagai sapi kredit. Sebab saat ini harga sapi impor sangat tinggi dan meminta subsidi 50%. "Selama ini pemerintah menganaktirikan peternak sapi perah, padahal untuk sapi potong saja sudah menghabiskan lebih dari Rp 20 triliun pada era pemerintah sebelumnya," imbuhnya.

Pihaknya juga meminta agar pemerintah menugaskan BUMN untuk melakukan pembesaran pedet sapi perah agar terjamin ketersediaan sapi indukan pengganti. Juga membangun pabrik pakan ternak untuk menghasilkan complete feed di sentra produsen sapi perah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×