kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pharmacogenetics jadi andalan Prodia


Kamis, 05 Oktober 2017 / 17:24 WIB
 Pharmacogenetics jadi andalan Prodia


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) akan mengenalkan 10 tes baru yang bisa dilayani di seluruh laboratorium dan klinik Prodia. Jumlah ini melengkapi 700 tes laboratorium yang sebelumnya sudah bisa dilakukan di gerai ini. 

Dewi Muliaty, Presiden Direktur Prodia mengatakan, salah satu tes yang menjadi andalan adalah pharmacogenetics untuk mengukur presisi obat terhadap tubuh masing-masing individu. Dia mengatakan, setiap individu memiliki gen masing-masing yang memiliki respon terhadap enzim obat yang berbeda-beda.

Agar obat bisa bekerja lebih efektif perlu dilakukan tes pharmacogenetics untuk memeriksa gen individu sehingga penggunaan obat bisa lebih presisi dan berefek pada tubuh lebih efektif. "Kalau orang minum obat itu dosisnya sama kan, misalnya kalau demam itu dosisnya ya ikuti saja. Nah ternyata efek obat di setiap tubuh manusia itu responnya berbeda-beda tergantung gen individunya," ujar Dewi di Jakarta, Kamis (5/10).

Prodia juga punya targeted therapy untuk cancer medicine yakni biasanya setiap permukaan sel kanker memiliki reseptor yang bisa ditargetkan oleh obat tertentu. Targeted therapy ini berguna untuk memeriksa gen reseptor pada kanker tersebut agar diperiksa dan ketahuan, karena kemoterapi tidak sepenuhnya efektif untuk membunuh sel kanker.

Sehingga tes ini bisa dijadikan tes presisi dalam pengobatan penyakit kanker. "Kalau sudah periksa dan ada gen reseptornya tersebut, dokter jadi tahu obat dari farmasi ini misalnya akan cocok untuk penderita kanker. Kalau tidak, ya obat itu hanya efek sampingnya saja, itu tes yang tengah kami kembangkan ke depan," lanjut Dewi.

Prodia juga memilik tes non invasive prenatal yakni tes untuk melihat kondisi kehamilan dan si bayi. Tes ini untuk melihat apakah kehamilannya membawa risiko down syndrome sehingga itu bisa dikelola dengan baik.

Dewi mengatakan, pihaknya terus menggelar edukasi untuk berbagai tes baru. Dia menambahkan, setiap tahun minimal ada 10 tes baru. "Kadang-kadang itu belum semuanya tersosialisasi atau terkomunikasi dengan baik, hanya dokter-dokter ahli saja yang tahu. Jadi kami adakan seminar dan rountable discussion, perbedaan kami dengan player lainnya kan kalau kami sampai 700 jenis tes sedangkan yang lainnya hanya 100-200 tes saja," kata Dewi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×