kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45939,10   -24,63   -2.56%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peternak rakyat andalkan Idul Adha sebagai alternatif pasar


Minggu, 18 Maret 2018 / 15:56 WIB
Peternak rakyat andalkan Idul Adha sebagai alternatif pasar
ILUSTRASI. Rumah Pemotongan Hewan


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi sapi lokal terus menurun. Hal ini disebabkan kurangnya keuntungan yang didapatkan peternak lantaran daging kerbau impor yang memenuhi pasar serta kurangnya dukungan pemerintah.

Ketua Umum Komunitas Sapi Indonesia (KSI) mengatakan, saat ini daging sapi lokal sulit bersaing dengan daging impor. Harga daging sapi yang ditimbang hidup dihargai Rp 45.000 per kilogram (kg). Sementara, harga karkas sapi di Jakarta hanya sebesar Rp 85.000 per kg.

“Padahal, seharusnya harga dalam bentuk karkas Rp 92.000 per kg,” ujar Budiyono kepada Kontan.co.id, Minggu (18/2).

Akibat harga yang tidak bersaing tersebut, peternak sapi yang berasal dari Jawa khususnya Jawa Timur dan Jawa Tengah mengurangi pengirimannya ke Jakarta. Menurut Budiyono, pengiriman daging tersebut mencapai 30%.

Budiyono membeberkan, biasanya satu peternak mengirimkan 1.000-1.500 sapi ke Jakarta per bulannya. saat ini peternak hanya mengirimkan ratusan sapi per bulan. “Dikirim juga ke pasar-pasar di sekitar Jabodetabek atau feedloter. Karena kadang feedloter sulit mengimpor sapi,” terang Boediyono

Budiyono menambahkan, peternak lebih memilih menjual sapinya di wilayahnya sendiri karena daging kerbau impor belum tersebar luas. Saat ini karkas sapi di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah masih dihargai sekitar Rp 90.000 - Rp 91.000 per kg. Meski begitu, Budiyono mengakui penyerapan daging di wilayah tersebut masih lambat.

Banjirnya daging kerbau impor ini pun menyebabkan peternak rakyat hanya bisa memanfaatkan perayaan Idul Adha untuk bisa menjual sapi. Pasalnya, pemerintah sudah menyiapkan daging kerbau impor untuk persiapan saat bulan ramadan. “Permintaan ketika lebaran pasti ada, hanya jumlahnya kecil,” tambah Budiyono.

Hal yang sama pun diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Perhimpunan Peternakan Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Rochadi Tawaf. Dia bilang, peternak rakyat hanya punya satu alternatif pasar yakni idul adha. Namun idul adha pun sudah diintervensi oleh feedloter.

Budiyono mengatakan, bila impor daging kerbau tetap berlangsung maka peternakan rakyat bisa berjalan tidak kondusif dan perlahan-lahan akan mati.

Budiyono mengakui, produksi sapi lokal belum mampu memenuhi kebutuhan daging dalam negeri. Karena itu, impor masih dibutuhkan. Hanya saja, dia berharap jumlah daging yang diimpor tidak berlebihan.

“Kebutuhan daging dalam negeri itu 100.000 ton dalam setahun atau sekitar 700.000 sapi. Produksi dalam negeri memang belum mampu memenuhi kebutuhan dan impor diperlukan. Namun, penyerapan daging lokal juga perlu dilakukan, itu yang harus dijaga oleh pemerintah,” tandas Budiyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet Using Psychology-Based Sales Tactic to Increase Omzet

[X]
×