kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peritel tinggalkan model convenience store


Selasa, 18 Juli 2017 / 20:31 WIB
Peritel tinggalkan model convenience store


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Tutupnya seluruh gerai Seven Eleven sejak 30 Juni 2017 lalu menjadi cermin sulitnya peritel dengan model Convenience Store untuk tumbuh. Sevel bukan satu-satunya convenience store yang menjadi korban, tetapi masih banyak peritel dengan model tersebut yang merugi dsn meredefinisi bisnisnya.

Roy N Mandey, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengatakan bahwa banyak peritel dengan model convenience store merubah bisnisnya. Hal ini dilakukan untuk menjaga keberlanjutan usahanya, agar tidak tutup seperti yang dilakukan oleh Sevel.

"Convenience store bukan tutup, tetapi merevisi formatnya. Dari yang tadinya convenience store menjadi minimarket atau menjadi restoran," ujarnya saat ditemui KONTAN, di Kementerian Perdagangan, Senin (17/7) kemarin.

Menurutnya tidak banyak pemain ritel yang masuk ke formal convenience store sebab persaingan yang ketat di sektor ritel sangat memberatkan.Dirinya mencontohkan, biasanya dalam satu jalan utama akan terdapat beberapa minimarket yang menggerus convenience store. Sehingga peritel harus lebih cermat mencari tempat-tempat strategis untuk mendirikan itu.

Bila tidak kreatif dan cermat memanfaatkan peluang, maka peritel kan gulung tikar atau merevisi formatnya. Selain itu, biasanya transformasi terjadi juga disebabkan oleh kecenderungan masyarakat yang terus berubah dan membutuhkan produk baru dan inovatif.

"Kalau di sektor convenience store itu menag tidak banyak pemainnya, jadi bertransformasi semua karena tuntutan zaman dan masyarakat. Dulu yang convenience sekarang betul-betul hanya minimarket dan restoran," lanjutnya.

Lain dari itu, persaingan bisnis di sektor ritel yang ketat haerusnya membuat peritel lebih kreatif dengan menyuguhkan inovasi. Bentuk inovasi bisa dilakukan dalam bentuk produk baru ataupun harga yang kompetitif, hal ini harusnya lebih positif menstimulus sisi kreatifitas dari para peritel saat ini.

"Memang persaingan ketat, kami mengerti karena dalam satu jalan terdapat beberapa convenience store sejenis. Tetapi balik lagi, dengan perkembangan zaman banyak hal termasuk pelayanan yang bisa dilakukan, hal unik-unik bisa menjadi kesempatan. Di satu sisi persaingan ketat, tetapi membuat iklim kompetisi, berkreasi dan varian-varian produk baru muncul," tutupnya.? 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×