kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Payudara padat lebih berisiko kanker?


Rabu, 07 Juni 2017 / 21:43 WIB
Payudara padat lebih berisiko kanker?


Sumber: Nakita | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Memiliki payudara padat dapat meningkatkan risiko kanker pada wanita dan membuat payudara lebih sulit ditemukan meski telah menggunakan mammogram.

Tapi sebelumnya perlu kita telaah dulu apa itu payudara padat? Untuk diketahui, payudara terdiri dari beberapa jenis jaringan termasuk kulit, lemak, jaringan kelenjar, dan pembuluh darah. Payudara padat memiliki lebih banyak jaringan kelenjar ( yang memproduksi air susu) daripada jaringan lemak.

"Pada mammogram, payudara padat tampak putih, yang dapat dengan mudah menyembunyikan kanker, yang juga tampak putih," jelas Louise O'Shaughnessy, MD, Direktur Medis Pencitraan Payudara di Imaging Healthcare Specialists di San Diego. "Sebaliknya, jaringan lemak tampak gelap pada mammogram, sehingga lebih mudah untuk menemukan kanker yang bertanda putih."

Kepadatan payudara setiap perempuan berbeda dan juga bisa berubah seiring bertambahnya usia wanita.

Sebagai contoh, temuan pada Pertemuan Tahunan American Society of Breast Surgeons ke-10 di tahun 2009 mengungkapkan bahwa hampir 75% perempuan berusia empat puluhan memiliki payudara yang padat, namun jumlah ini menurun menjadi 54% perempuan berusia lima puluhan.

Hanya 42% wanita berusia enam puluhan yang memiliki payudara padat, dan pada saat mereka mencapai usia tujuh puluhan, proporsinya hanya 31%.

Bagaimana Cara Mendeteksi Kepadatan Payudara? Kepadatan payudara bukanlah sesuatu yang bisa ditebak oleh wanita atau dokternya dengan tampilan atau nuansa. Juga tidak dapat diperkirakan berdasarkan riwayat keluarga atau usia.

Memang, kepadatan payudara umumnya menurun seiring bertambahnya usia, namun hal ini tidak berlaku untuk semua orang.

"Satu-satunya cara seorang perempuan dapat mengetahui apakah dia memiliki payudara padat adalah dengan melakukan mamogramnya," kata Rachel F. Brem, MD, Direktur Pencitraan dan Intervensi Payudara dan Wakil Ketua Departemen Radiologi George Washington University Medical Center di Washington, DC.

Selanjutnya, dokter yang memerintahkan mammogram harus menerima laporan resmi dari dokter radiologi yang melakukan, yang mencatat apakah si pasien memiliki payudara padat atau tidak.

Risiko kanker

Payudara padat bisa meningkatkan risiko kanker wanita dengan dua cara.

Pertama, seperti yang dijelaskan di atas, penampilan putih dari jaringan payudara padat dapat menyamarkan kanker payudara, sehingga sulit untuk dideteksi.

Kedua, kepadatan payudara sendiri juga telah ditemukan sebagai faktor risiko kanker payudara.

Sebuah studi besar yang dipublikasikan di Journal of American Cancer Institute, yang meninjau mammogram dari hampir 3000 wanita pascamenopause dengan dan tanpa payudara'>kanker payudara, menemukan bahwa wanita dengan payudara lebih padat memiliki hampir empat kali risiko terkena kanker daripada mereka yang memiliki payudara kurang padat.

Tapi meski mendeteksi kanker payudara pada wanita dengan payudara padat bisa lebih rumit, skrining mamogram masih merupakan metode yang disarankan bagi mereka yang memiliki risiko kanker .

"Dengan kata lain, wanita dengan riwayat keluarga kanker payudara dan / atau ovarium yang kuat atau salah satu mutasi genetik yang diketahui terkait dengan kanker payudara sebaiknya segera melakukan mamografi," kata Hal Kipfer, MD, Asisten Profesor Radiologi Klinis di Indiana University School of Medicine dan Kepala Seksi Pencitraan Payudara di Indiana Radiology Partners di Indianapolis.

Untuk mereka yang diketahui memiliki payudara padat amat disarankan untuk melakukan USG payudara atau MRI selain mammogram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×