kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar obat generik Phapros kian sip


Kamis, 09 Maret 2017 / 06:10 WIB
Pasar obat generik Phapros kian sip


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Phapros Tbk berhasil memperkuat kinerja. Tahun 2016 lalu, anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) ini melaporkan penjualan senilai Rp 816 miliar. Angka penjualan tersebut naik ketimbang realisasi penjualan tahun 2015 senilai Rp 691 miliar.

Dari total penjualan tahun 2016 tersebut, hampir separuhnya berasal dari penjualan obat generik. Imam Arif Juliadi, Sekretaris Perusahaan PT Phapros Tbk, menjelaskan, kontribusi dari penjualan obat generik tahun 2016 mencapai Rp 355 miliar atau naik 11% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. "Untuk kontribusi dari penjualan obat bebas 15%," kata Imam kepada KONTAN, Rabu (8/3).

Adapun penjualan obat etikal berkontribusi sebesar 25%. Sisa pendapatan lain berasal dari usaha toll in manufacturing. Tak mau berpuas diri, tahun 2007 ini perusahaan tersebut membidik penjualan lebih tinggi, yakni senilai Rp 1 triliun. Untuk mencapai target, Phapros berencana meluncurkan 8 sampai 10 produk baru sepanjang 2017. "Produk baru yang akan kami luncurkan kebanyakan menyasar segmen obat generik dan etikal," jelas Imam.

Khusus penjualan obat generik, Imam memproyeksikan pertumbuhan penjualan 22% tahun ini. Dari target penjualan Rp 1 triliun tahun ini, Imam mematok penjualan obat generik senilai Rp 600 miliar. "Pasar obat generik ini besar karena ada BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan yang membuat kebutuhan obat generik semakin tinggi," terang Imam.

Meski berpeluang di segmen obat generik, namun Imam menyatakan, tak mudah mendapatkan pangsa pasarnya. Sebab, PT Phapros Tbk mesti mengikuti tender dan bersaing dengan produsen obat generik lainnya.

Saat ini, ada banyak perusahaan farmasi yang berlomba memperebutkan tender obat generik yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan. "Kami bersyukur Phapros berhasil menjadi nomor tiga terbesar sebagai pemasok obat BPJS di e-catalog, meskipun realisasinya belum final," kata Imam.

Membesarkan aset

Terkait dengan keinginan menawarkan saham perdana alias initial public offering (IPO), PT Phapros belum memutuskan waktunya. Imam menyatakan, rencana IPO baru bisa dilakukan setelah mereka memiliki aset senilai Rp 1 triliun. "Kami masih melihat kondisi pasar, kalau aset kami tahun depan (2018) menembus Rp 1 triliun, tentu kami langsung rencanakan IPO," ujar Imam.

Dari jawaban Imam tersebut tersirat tentang rencana IPO yang baru bisa disusun setelah tahun 2018. Adapun saat ini, Imam menyatakan, aset Phapros belum bisa mencapai target senilai Rp 1 triliun. Meski begitu, perusahaan tersebut masih memilih cara lain mendapatkan kucuran dana segar.

Salah satu cara mendapatkan dana segar adalah dengan menerbitkan obligasi. Pertimbangan Imam adalah, agar perusahaan lebih seksi dan prospektif bagi investor. Dalam rencana yang disusun akhir tahun 2016 lalu, Phapros ingin merilis surat utang untuk mencari pendanaan pembangunan pabrik baru di Unggaran, Jawa Tengah dengan kebutuhan investasi senilai Rp 450 miliar.

Dalam rencana, pabrik baru tersebut beroperasi tahun 2020 dan menempati lahan seluas 9,6 hektare (ha). Agar bisa produksi, pabrik tersebut ditargetkan bisa menyerap tenaga kerja sekitar 300-400 karyawan.

Terkait rencana bisnis tahun ini, PT Phapros Tbk telah menganggarkan capital expenditure (capex) Rp 290 miliar. Ini akan digunakan untuk menambah produksi, termasuk mendanai pembangunan pabrik baru di Ungaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×