kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meningkatnya mobilitas menggiring kenaikan kasus aktif Covid-19, jangan mudik, ya


Jumat, 30 April 2021 / 11:22 WIB
Meningkatnya mobilitas menggiring kenaikan kasus aktif Covid-19, jangan mudik, ya
ILUSTRASI. Pemudik bersiap menuju kapal perintis KM Sabuk Nusantara 92 di Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (24/4/2021). ANTARA FOTO/Zabur Karuru


Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Meskipun berat, ikhtiar untuk tidak mudik merupakan ikhtiar yang harus dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19. Yang tidak kalah pentingnya, keputusan untuk tidak mudik sama dengan upaya melindungi keluarga dan orangtua di kampung halaman dari risiko tertular virus corona.

Maklum, data menunjukkan, peningkatan kasus aktif Covid-19 berbanding lurus dengan meningkatnya mobilitas masyarakat.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito memaparkan, korelasi tersebut terlihat dengan jelas pada data di tiga provinsi di Indonesia selama empat bulan terakhir.

Pada rentang waktu 1 Januari 2021 hingga 12 April 2021, meningkatnya mobilitas masyarakat di Riau, Jambi dan Lampung diiringi dengan kenaikan kasus aktif Covid-19 di ketiga provinsi tersebut. 

"Ketiga provinsi ini menunjukkan tren peningkatan mobilitas penduduk ke pusat perbelanjaan, yang beriringan dengan tren peningkatan jumlah kasus aktif," Wiku memberi keterangan pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Kamis (29/4/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden. 

Perinciannya, kenaikan mobilitas penduduk di Provinsi Riau sebesar 7%, diriingi kenaikan kasus aktif mingguan sebesar 71%. 

Sementara di Jambi, kenaikan mobilitas penduduk sebesar 23% diiringi kenaikan kasus aktif mingguan 14%. 

Lalu di Lampung, kenaikan mobilitas mencapai 33%, dan diiringi kenaikan jumlah kasus aktif mingguan sebesar 14%. 

Baca Juga: Penggali kubur di Mumbai bekerja shift 24 jam dan belum pernah libur dalam setahun

Satgas mengingatkan masyarakat untuk waspada dan berhati-hati dalam bepergian. Khususnya dalam periode libur Idul Fitri. 

"Sekali lagi, Satgas sangat memahami keputusan untuk tidak mudik adalah keputusan yang berat. Tetapi Satgas optimis masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang cukup dewasa dan mampu mengambil keputusan terbaik, untuk sama-sama melindungi keluarga dan orang-orang di sekitar kita," pesan Wiku. 

Tradisi mudik di Indonesia berarti mobilitas jutaan masyarakat ke kampung halaman dalam waktu yang berbarengan. Lalu bersilaturahmi dan berinteraksi dengan sanak saudara dan kerabat di kampung halaman.

Yang sangat mungkin terjadi adalah, kepatuhan masyarakat dalam momen-momen seperti ini mengendur. Dalam kondisi seperti inilah risiko penyebaran Covid-19 menjadi semakin meninggi.

Ingat, corona tak kenal saudara. Jika sayang keluarga, jangan mudik dulu, ya!

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Brasil mencari alternatif pasokan vaksin Covid-19 akibat krisis kesehatan di India

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×