kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengulek bahan menu bisnis gado-gado


Kamis, 01 Juni 2017 / 14:09 WIB
Mengulek bahan menu bisnis gado-gado


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Makanan tradisional masih tetap mendapat tempat di lidah masyarakat Indonesia di tengah gempuran menu makanan internasional. Salah satunya adalah gado-gado. Menu ini sangat mudah ditemukan di berbagai tempat, mulai dari gerobak, kedai hingga gerai makanan tradisional di mal.

Salah satu pemainnya adalah Vika Rofiq yang mengusung brand Gado-Gado Mas Bro di Surabaya. Merintis bisnis sejak 2013, Vika resmi menawarkan kemitraan tahun ini. Lantaran masih baru belum ada mitra yang bergabung. "Tapi kami masih menjajaki kerja sama dengan 10 calon mitra," ujar Vika. Untuk gerai pusat sendiri ada tiga di Surabaya, Malang, dan Bali.

Dalam kemitraan ini, Vika menawarkan dua paket investasi. Pertama, paket investasi bronze dengan konsep kafe tenda senilai

Rp 35 juta. Mitra akan dilengkapi dengan tenda, gerobak, dua set meja dan kursi. Kedua, paket silver dengan konsep garage cafe senilai Rp 60 juta. Mitra akan dilengkapi dengan mini bar atau kasir, gerobak, delapan set meja dan kursi.

Masing-masing paket juga dilengkapi flyer, brosur dan peralatan masak dan saji. Mitra juga mendapat dukungan dari pusat untuk promosi melalui sosial media serta pendampingan dan training.

Menurut Vika, perbedaan Gado-Gado Mas Bro dengan gado-gado pada umumnya adalah bumbu kacang yang disajikan dengan cara disiram. "Gado-gado kami disiram bukan ulekan, bumbu kacang siram kami dibuat spesial dan ada standardisasi cara pembuatannya," klaim Vika. 

Selain gado-gado, Vika jual menyediakan menu lain seperti ayam goreng kampung Mas Bro, lontong sayur Mas Bro dan soto ayam spesial Mas Bro. Aneka menu makanan itu dihargai mulai Rp 15.000 sampai Rp 20.000 per porsi.

Omzet Rp 750.000

Vika memperhitungkan mitra yang mengambil paket bronze akan mendapatkan omzet Rp 750.000 per hari. Asumsinya mitra bisa menjual 50 porsi gado-gado per hari. Dengan laba 20%-30%, mitra diperkirakan bisa balik modal dalam 10 bulan.

Sedangkan omzet paket silver diperkirakan mencapai Rp 1,5 juta per hari. Dengan asumsi penjualan setiap harinya sebanyak 80-100 porsi. Dengan laba 20%-30%, mitra bisa balik modal dalam lima bulan.

Paket bronze berlaku untuk masa kontrak tiga tahun, sementara paket silver berlaku untuk masa kontrak empat tahun. Setelah itu mitra bisa melakukan perpanjangan kontrak. Namun demikian, kerja sama ini tidak memungut biaya royalty fee. Hanya mitra wajib membeli bahan baku bumbu kacang ke pusat. Sedangkan sayuran bisa beli di tempat lain.

Pengamat waralaba Djoko Kurniawan menilai, target omzet yang ditetapkan pusat terlalu optimistis. "Untuk menjual 30-40 porsi sehari di tahun pertama agak berat, apalagi ini brand baru," kata Djoko.

Bagi mitra yang tertarik kerja sama jangan berkecil hati bila pada awal bisnis belum mendapatkan penghasilan yang besar. Djoko menilai, masih baik bila mitra hanya mampu menjual 20 porsi dalam sehari.

Dengan begitu waktu balik modal yang menjadi lebih lama, bisa 18 bulan dan itu tidak masalah. "Kemitraan yang balik modalnya lama terkadang masih agak logis," kata Djoko.

Ihwal paket investasi, mitra bisa memilih sesuai kemampuan. Menurut Djoko, perbedaan paket tak mempengaruhi pendapatan.

Gado-Gado Mas Bro                                                                                                                                                                                                                            Jl Raya Mulyosari No 29 Kalisari, Mulyorejo, Surabaya                                                                                                                                                                            Telp 0812-1781-4444

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×