kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengenal komorbid yang sering disebut saat pandemi Covid-19


Rabu, 30 Desember 2020 / 11:44 WIB
Mengenal komorbid yang sering disebut saat pandemi Covid-19


Penulis: Virdita Ratriani

KONTAN.CO.ID - Komorbid adalah kata yang sering muncul di masa pandemi Covid-19 ini. Pasien konfirmasi positif Covid-19 dengan komorbid menjadi kelompok yang rentan. 

Bahkan komorbid menjadi penyebab terbanyak kematian pasien Covid-19 di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan.

Dikutip dari laman resmi Kemenkes (21/10), Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur dr. Herlin Ferliana, M.Kes mejelaskan berdasarkan analisa di Provinsi Jawa Timur sebanyak 95% pasien positif Covid-19 meninggal karena komorbid. 

Jenis penyakit bawaan di antaranya penyakit paru-paru dan jantung. Penyebab lain kematian pasien COVID-19 di Jawa Timur adalah datang terlambat ke fasilitas kesehatan. 

Baca Juga: Inggris akan larang iklan promo makanan beli 1 dapat 2, ada apa?

Arti komorbid

Dirangkum dari laman resmi Britannica, komorbiditas atau komorbid adalah penyakit atau kondisi yang muncul bersamaan pada individu. Secara sederhana, komorbid adalah penyakit penyerta. 

Komorbid kadang-kadang dianggap sebagai diagnosis sekunder dan telah dikenali selama atau setelah pengobatan untuk diagnosis utama. 

Meskipun kadang-kadang ditemukan setelah diagnosis utama, komorbiditas sering muncul atau berkembang selama beberapa waktu. 

Baca Juga: Waspada, penyakit susah tidur bisa disebabkan faktor ini

Contoh komorbid termasuk diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi (hipertensi), gangguan kejiwaan, atau penyalahgunaan zat tertentu. 

Komorbiditas cenderung meningkatan risiko kesehatan seseorang ketika terinfeksi penyakit tertentu sehingga menghambat penyembuhan.  

Komorbid juga bisa menjadi lebih parah atau lebih ringan.  Misalnya, gagal jantung kongestif sebagai komorbiditas pada pasien rehabilitasi bisa ringan dan tidak mengganggu perawatan atau tingkat aktivitas pasien. 

Selanjutnya: Pemerintah Rusia mengakui, jumlah korban corona lebih besar dari laporan

Namun, bisa juga menjadi parah, membuat pasien lemah dan tidak mampu melakukan hampir semua aktivitasnya.  Selain itu, perawatan rehabilitasi menjadi rumit, dan biaya perawatan meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×