kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

​Mengenal arti efikasi vaksin yang sering disebut saat pandemi Covid-19


Selasa, 13 April 2021 / 07:54 WIB
​Mengenal arti efikasi vaksin yang sering disebut saat pandemi Covid-19
ILUSTRASI. Ilustrasi efikasi vaksin corona. KONTAN/Baihaki/14/01/2021


Penulis: Virdita Ratriani

KONTAN.CO.ID - China mengaku efikasi vaksin corona (Covid-19) buatan mereka rendah. Hal itu disampaikan Direktur Lembaga Pengawas dan Pencegahan Penyakit China, Gao Fu, dalam jumpa pers di Chengdu pada Sabtu akhir pekan lalu.

Dikutip dari CNN (12/4/2021), Gao memberikan dua solusi. Pertama, menambah jumlah dosis yang digunakan atau menyesuaikan dosis/interval antara suntikan pertama dan kedua.

Kedua, adalah mencampur vaksin dari teknologi yang berbeda. Saat ini China telah memposisikan diri sebagai pemimpin di pengembangan vaksin Covid-19 serta telah mendistribusikannya ke sejumlah negara termasuk Indonesia. 

China juga telah memiliki sejumlah vaksin virus corona di antaranya yang paling dikenal adalah CoronaVac yang dikembangkan perusahaan swasta Sinovac dan Sinopharm. 

Efikasi vaksin Sinovac hanya 50,4% dalam uji klinis di Brasil. Sementara itu, di Turki Sinovac terbukti efektif 83,5%.

Sementara itu, dua vaksin buatan Sinopharm tercatat memiliki efikasi 79,4% dan 72,5%. Sedangkan tingkat efikasi vaksin buatan Pfizer-BioNTech dan Moderna masing-masing sebesar 97% dan 94%. Lantas, apa itu efikasi vaksin? 

Baca Juga: China pertimbangkan campur vaksin Covid-19, apa kata Kemenkes?

Arti efikasi vaksin corona

Efikasi vaksin corona

Dikutip dari Medical News Today, pengertian efikasi vaksin adalah tingkat kemanjuran vaksin dalam menurunkan jumlah infeksi pada sekelompok orang yang menerima vaksinasi dalam tahap uji klinis. 

Efikasi vaksin berbeda dengan efektivitas vaksin. Efektivitas vaksin mengukur seberapa baik vaksin dapat bekerja ketika diberikan kepada orang-orang di luar tahap uji klinis. 

Ilmuwan dapat menghitung efikasi vaksin dengan membandingkan tingkat penurunan jumlah infeksi antara kelompok yang sudah divaksin dengan kelompok yang tidak divaksin atau kelompok penerima plasebo saat tahap uji klinis. 

Plasebo sendiri adalah obat palsu yang dibuat mirip dengan obat asli untuk pembanding atau penguji kemanjuran suatu obat dalam uji klinis.

Misalnya, Pfizer / BioNTech melaporkan efikasi vaksin Covid-19 buatannya sebesar 95%. Artinya, terjadi penurunan jumlah kasus baru sebesar 95% pada kelompok yang divaksin dibandingkan dengan kelompok yang tidak divaksin atau penerima plasebo. 

Baca Juga: Soal EUL vaksin Sinovac, begini kata Bio Farma




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×