kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenali faktor dan pencegahan sindrom kematian bayi mendadak atau SIDS


Jumat, 02 Oktober 2020 / 06:23 WIB
Kenali faktor dan pencegahan sindrom kematian bayi mendadak atau SIDS
ILUSTRASI. Bayi memakai 'Face Shield' di RSIA Tambak, Jakarta, Selasa (14/4/2020).ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/hp.


Penulis: Virdita Ratriani

KONTAN.CO.ID -  Sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) atau Sudden Infant Death Syndrome adalah kematian mendadak dan tidak dapat dijelaskan pada bayi berusia kurang dari 1 tahun.

Diagnosis SIDS dibuat jika penyebab kematian bayi tidak dapat dijelaskan bahkan setelah investigasi TKP, otopsi, dan peninjauan riwayat klinis.

Dikutip dari laman resmi Boston Children's Hospital, SIDS adalah bagian dari kategori kematian bayi yang tidak terduga yang disebut Sudden Unexpected Death in Infancy (SUDI) atau kematian mendadak pada masa bayi. 

Selain itu, bayi yang meninggal mendadak tetapi kemudian dapat didiagnosis penyebab kematiannya antara lain karena infeksi, kelainan otak, disfungsi jantung, dan lain sebagainya juga termasuk dalam kategori SUDI ini.

Baca Juga: Harus diwaspadai, ini ciri-ciri anak yang mengalami gaming disorder

Faktor yang membuat bayi berisiko lebih tinggi terkena SIDS

Waspadai sudden infant death syndrome atau sindrom kematian bayi mendadak.

Sudden Infant Death Syndrome adalah sindrom misterius karena menurut penyebabnya tidak dapat ditentukan. Tetapi faktor risiko tertentu memang ada. Misalnya, SIDS lebih mungkin menyerang bayi yang berusia antara 1 dan 4 bulan, lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan. 

Selain itu, banyak dokter dan peneliti percaya bahwa Sudden Infant Death Syndrome disebabkan oleh masalah pada kemampuan bayi untuk menghirup oksigen dan adanya penumpukan karbon dioksida dalam darah. 

Faktor yang membuat bayi berisiko lebih tinggi meninggal akibat SIDS meliputi:

  • Bayi yang tidur tengkurap atau menyamping daripada telentang.
  • Kepanasan saat tidur.
  • Permukaan tempat tidur terlalu empuk, dengan selimut terlalu tebal dan mainan berserakan di sekitarnya. 
  • Ibu yang merokok selama kehamilan juga bisa meningkatkan hingga tiga kali lebih mungkin melahirkan bayi dengan SIDS.
  • Paparan asap rokok pasif dari ibu, ayah, dan orang lain dalam rumah maupun lingkungan sekitar bayi.
  • Ibu yang usianya lebih muda dari 20 tahun pada saat kehamilan pertama mereka.
  • Bayi yang lahir dari ibu yang sedikit, terlambat, atau tidak memiliki perawatan pranatal.
  • Bayi prematur atau berat lahir rendah. 
  • Bayi yang memiliki saudara kandung meninggal karena SIDS. 

Baca Juga: Cara mencegah penularan virus corona pada anak-anak, terapkan sejak dini




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×