Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Sejak awal tahun 2021 pemerintah gencar menggelar vaksin Covid-19. Sama sepeti vaksin pada umumnya, vaksin Covid-19 memang bisa menimbulkan efek samping.
Efek samping vaksin Covid-19 tersebut bisa berupa demam ringan, kelelahan, sakit kepala, dan nyeri otot. Efek samping vaksin Covid-19 tersebut merupakan respon tubuh ketika vaksin sedang menjalankan tugasnya untuk meningkatkan sistem imunitas kita.
Namun mengutip laporan Cleveland Clinic, vaksin Covid-19 ternyata bisa menimbulkan efek yang disebut dengan " covid arm". Apa itu covid arm?
Menurut ahli kulit Debra Jaliman, covid arm adalah reaksi yang tertunda pada kulit setelah pemberian vaksin Covid 19. "Tampaknya ini adalah reaksi alergi, reaksi kulit yang terjadi setelah mendapatkan suntikan," ucap dia.
Reaksi ini ditandai dengan munculnya kemerahan yang besar pada kulit, terutama di area yang diberikan suntikan. Covid arm juga bisa disertai dengan rasa gatal dan sakit saat disentuh.
Yang membuat efek samping vaksin Covid-19 ini berbeda dari lainnya adalah kemunculannya yang baru terjadi setelah lima hingga sembilan hari pasca pemberian suntikan. Padahal, efek vaksin biasanya terjadi dalam satu hingga dua hari.
Baca juga: Vaksin Covid-19 dosis tunggal J&J mendapat izin penggunaan darurat di AS
Apakah Covid Arm berbahaya?
Kabar baiknya, Covid arm ini tidak berbahaya karena hanya terjadi pada waktu singkat. Covid arm terjadi hanya sebagai bagian dari respons sistem kekebalan tubuh terhadap vaksin.
Menurut Jaliman, Covid arm biasanya akan hilang dalam waktu 24 jam hingga seminggu. Reaksi ini juga tidak mengancam jiwa, hanya menimpulkan ruam kemerahan yang besar saja pada kulit.
Munculnya Covid arm juga bisa menjadi pertanda bahwa sistem kekebalan tubuh sedang bekerja secara berlebihan.