kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Kebiasaan mengguncang bayi berbahaya, ini dampak yang mungkin muncul


Rabu, 05 Mei 2021 / 02:00 WIB
Kebiasaan mengguncang bayi berbahaya, ini dampak yang mungkin muncul


Penulis: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID - Terkadang, orangtua akan mengguncang atau melempar bayi untuk menyenangkannya. Memang terlihat menyenangkan, terlebih buah hati biasanya akan tertawa setelah dilempar ke atas.

Tahukah Anda, mengguncang tubuh bayi akan berpengaruh buruk pada kesehatannya? Kebiasaan tersebut bisa menyebabkan cedera yang cukup parah meskipun dilakukan dengan hati-hati.

Shaken baby syndrome atau sindrom bayi terguncang, melansir dari Healthline, adalah cedera otak yang bisa dialami bayi yang mengalami guncangan yang keras. 

Mengayun, mengguncang, hingga melempar bayi dapat memicu kerusakan otak parah pada bayi. Soalnya, kepala dan leher bayi belum sempurna kuat sehingga rawan mengalami cedera. 

Guncangan yang dialami bayi membuat otak mereka membentur tempurung otak secara terus-menerus. Akibatnya otak akan lebam, membengkak, hingga terjadi pendarahan pada otak.

Selain cedera pada otak, mengguncang tubuh bayi bisa menimbulkan cedera pada tulang hingga mata mereka. 

Baca Juga: Ini 3 cara mudah mengatasi anak yang kecanduan gadget

Gejala shaken baby syndrome

Bayi di bawah usia 2 tahun biasanya sering mengalami shaken baby syndrome. Kebanyakan sindrom ini terjadi akibat sering dilempar ke atas saat sedang bermain dengan bayi. 

Orangtua biasanya menenangkan bayi dengan cara melemparnya ke atas atau mengguncang bayi, tentu tindakan ini dilakukan dengan mengontrol tenaga. 

Meskipun sudah dengan tenaga yang terkontrol, kebiasaan tersebut bisa mengakibatkan sindrom bayi terguncang.

Bayi yang mengalami sindrom ini akan menunjukkan gejala yang khas. Mengutip dari Mayo Clinic, berikut gejala bayi yang mengalami shaken baby syndrome:

  1. Sering rewel dan marah berlebihan
  2. Sulit untuk tetap terjaga 
  3. Masalah dalam pernapasan 
  4. Menunjukkan selera makan yang tidak baik
  5. Sering muntah
  6. Kulit berwarna pucat atau kebiruan
  7. Kejang
  8. Kelumpuhan hingga koma

Bersumber dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI, shaken baby syndrome biasanya dibarengi dengan cedera mata dan cedera tulang. 

Mata buah hati bisa mengalami pendarahan retina pada satu atau kedua mata. Sedangkan cedera tulang yang ditimbulkan akibat sering mengguncang bayi adalah patah tulang pada lengan, tungkai, dan iga. 

Untuk mencegah cedera tersebut, hindari melempar dan mengguncang tubuh bayi. Awasi buah hati saat bermain bersama orang lain agar terhindar dari kegiatan yang menimbulkan shaken baby syndrome

Selanjutnya: Jangan sampai kelewatan, ini informasi tentang THR 2021 dari Kemnaker

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×