kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini alasan TAR menjadi pemicu penyakit bagi perokok


Selasa, 04 Mei 2021 / 17:41 WIB
Ini alasan TAR menjadi pemicu penyakit bagi perokok
ILUSTRASI. Sejumlah pengunjung merokok di ruangan merokok (smoking room)


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak yang beranggapan nikotin jauh lebih berbahaya bagi kesehatan dibandingkan dengan TAR. Hal ini tidak tepat. Faktanya, TAR merupakan elemen yang paling berbahaya pada rokok sehingga berpotensi memicu timbulnya berbagai penyakit kronis.

Dosen Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan ahli toksikologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Shoim Hidayat menjelaskan TAR merupakan residu atau sisa pembakaran pada rokok yang mengandung ribuan jenis partikel.

“Beberapa senyawa yang ada di dalam partikel itulah yang bersifat toksik dan bisa menyebabkan berbagai penyakit akibat merokok,” ujar Shoim dalam keterangannya, Senin (4/5).

Berdasarkan data National Cancer Institute Amerika Serikat, TAR mengandung berbagai senyawa karsinogenik yang dapat memicu kanker. Dari sekitar 7.000 bahan kimia yang ada di dalam rokok, 2.000 di antaranya terdapat pada TAR. “Jadi kenapa bisa sakit kanker, jantung, dan paru-paru, karena adanya bahan-bahan toksik,” ungkap Shoim.

Baca Juga: Dorong kinerja, begini strategi Indonesian Tobacco (ITIC) tahun ini

Lebih lanjut, Shoim menjelaskan TAR dihasilkan dari proses pembakaran yang terjadi saat merokok. Proses pembakaran terjadi hingga suhu lebih dari 600 derajat Celcius.

Ketika asap rokok terhirup, TAR akan terpapar ke bagian dalam paru-paru. “Ketika rokok dibakar, maka akan menghasilkan ribuan bahan kimia yang sebagian besar beracun,” katanya.

Adapun nikotin merupakan senyawa kimia yang tidak memiliki efek karsinogenik. Shoim mengungkapkan efek penggunaan nikotin adalah dapat memberikan rasa ketenangan, namun juga bisa menyebabkan ketergantungan. “Nikotin memiliki manfaat, tapi juga ada efek sampingnya,” tegas Shoim.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×