kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini alasan medis penyakit mikropenis Hitler


Jumat, 26 Februari 2016 / 13:44 WIB
Ini alasan medis penyakit mikropenis Hitler


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Mantan penguasa Jerman di Perang Dunia I, Adolf Hitler memiliki beberapa masalah di kelaminnya.

Pemimpin Nazi itu memiliki gangguan pada testis dan mikropenis.

Dilansir dari Livescience.com, gangguan kesehatan itu diungkap oleh dua sejarawan, Jonathan Mayo dan Emma Carige dalam buku mereka yang berjudul Hitler's Last Day: Minute by Minute.

Setelah membaca catatan medis Hitler, mereka menemukan bukti bahwa Hitler diyakini mengidap dua kelainan alat kelamin yaitu hanya memiliki satu buah zakar dan kondisi langka yang disebut penile hipospadia yaitu kondisi di mana uretra terbuka di bagian bawah penis.

Akibat kedua kelainan tersebut kemungkinan Hitler memiliki mikropenis atau ukuran penis yang terlalu kecil akibat gangguan hormon testosteron.

Kedua kelainan itu juga membuat Hitler kesulitan untuk buang air kecil.

Menurut Andrew Kramer, ahli urologi, hipospadia dan mikropenis memang sering terjadi bersamaan.

Normalnya, ketika janin laki-laki terbentuk di rahim, sel yang membentuk uretra (saluran yang membuang urine dan cairan mani keluar dari tubuh pria) berpindah dari perut ke depan yang akhirnya menjadi penis.

"Testosteron mendorong perpindahan tersebut. Jika saat perkembangan janin kekurangan testosteron, bagian lubang uretra mungkin tidak bisa berpindah ke ujung penis. Akibatnya mungkin malah terbentuk di batang atau bawah penis," kata Kramer.

Pria yang memiliki gangguan seperti itu biasanya harus buang air kecil dalam posisi duduk.

Mereka juga kesulitan melakukan senggama.

Testosteron juga berperan dalam perkembangan penis secara umum dan membantu testis jatuh ke kantung skrotum.

Bila kekurangan hormon ini saat perkembangan, maka janin akan membentuk penis yang kecil dan ada satu atau kedua testis yang tidak turun.

"Ini adalah kondisi yang kompleks dan terjadi bersamaan akibat kekurangan testosteron pada titik kritis dalam perkembangan janin," kata Kramer.

Kedokteran modern sudah bisa membantu bayi yang lahir dengan kondisi tersebut.

Namun, tentu saja dokter di zaman Hitler (1889 - 1945) belum bisa melakukannya.

Sayangnya memang tidak mungkin memastikan apakah Hitler memang menderita hipospadia atau mikro penis.

Walau begitu, menurut Kramer tak mengejutkan jika Hilter memiliki kadar testosteron yang rendah.

Itu terlihat dari wajah Hilter yang bersih dari rambut, kecuali kumis kecilnya.

Hitler juga memiliki perawakan yang kecil dan tidak diketahui apakah pernah menjalin hubungan romantis.

Bukan hanya itu, menurut catatan medis Hilter diketahui mendapatkan suntikan hormon untuk mendongkrak libidonya.

(Lusia Kus Anna)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×