Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa waktu terakhir, di media sosial banyak beredar potongan surat kabar yang memuat informasi bahwa vaksin Sinovac memberi efek samping pembesaran alat kelamin.
Terkait hal tersebut, Satgas Penanganan Covid-19 memastikan kabar itu adalah hoaks atau palsu.
Melansir situs resmi covid19.go.id, Jubir vaksinasi COVID-19 dari BPOM, Lucia Rizka Andalusia, menegaskan informasi tersebut hoaks. Jurnal yang disebutkan di klaim adalah studi yang telah diedit judulnya.
Studi asli yang diterbitkan pada ‘The New England Journal of Medicine berjudul ‘Phase 1-2 Trial of a SARS-CoV-2 Recombinant Spike Protein Nanoparticle Vaccine’ telah diedit menjadi ‘SARS-CoV-2 Recombinant COVID-19 Vaccine has shown to increase penis lenght by 3 inches in some individuals’.
Baca Juga: Izin penggunaan darurat vaksin corona dari BPOM akan keluar sebelum 13 Januari
Berita hoaks lainnya terkait vaksin Covid-19 adalah postingan di Facebook dengan menyertakan link menuju artikel yang berjudul “Innalilahi, Penerima Vaksin Perdana Meninggal Dunia Usai Disuntik Pfizer”. Postingan yang diunggah oleh akun bernama Tra mendapat likes sebanyak 295 dan telah dibagikan sebanyak 820 kali.
Setelah dilakukan penelusuran terhadap fakta yang terjadi, pernyataan bahwa penerima vaksin perdana meninggal dunia setelah disuntik vaksin Pfizer adalah tidak benar.
Baca Juga: Begini efek samping vaksin virus corona jika pernah filler wajah
Penelusuran menggunakan mesin pencarian Google, ditemukan bahwa penerima vaksin Pfizer pertama kali adalah Margaret Keenan. Dilansir dari bbc.com, wanita lansia yang berasal dari Inggris tersebut menerima vaksin Pfizer di usianya yang seminggu lagi menginjak 91 tahun, bertempat di University Hospital, Coventry, Inggris, pada 08 Desember 2020 lalu.
Meski begitu, Margaret Keenan sebagai penerima vaksin Pfizer pertama di dunia, tidak meninggal dunia. Justru ia pun mendapatkan suntikan vaksin Pfizer untuk kedua kalinya, pada 29 Desember 2020.
Selanjutnya: FDA sebut varian baru corona bisa sebabkan hasil negatif palsu dari sejumlah alat uji
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News