kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Deteksi dini untuk hindari kanker


Jumat, 24 Februari 2017 / 09:10 WIB
Deteksi dini untuk hindari kanker


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Mendengar kata kanker, kebanyakan orang langsung membayangkan penyakit yang sangat menakutkan. Bahkan, sebagian orang percaya bahwa seseorang yang divonis menderita kanker bakal menderita panjang, menghabiskan banyak uang hingga akhirnya menemui ajal.

Sayangnya, kengerian tentang penyakit kanker tidak dibarengi dengan pemahaman mendalam tentang pencegahan dan upaya untuk menangani kanker. Menurut dr. Mochammad Fadjar Wibowo dari Klikdokter, kanker merupakan salah satu penyakit yang menjadi penyebab kematian terbesar di dunia, tak terkecuali di Indonesia.

Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit Indonesia, diantara kelompok penyakit tidak menular, kanker menempati urutan ketiga penyebab kematian setelah stroke dan jantung. Jika ditelisik, kanker tidak timbul mendadak.

Kanker timbul dari satu sel yang berkembang biak secara tidak terkendali. Mulai dari sangat kecil, makin lama makin banyak, hingga membesar, dan umumnya setelah menimbulkan gangguan, barulah terdeteksi.

Penyakit kanker membutuhkan waktu cukup panjang untuk berkembang dalam tubuh. Di Indonesia, 70% kanker terdeteksi di stadium lanjut.

Hal ini berlaku untuk sebagian besar jenis kanker semisal kanker payudara, paru, serviks dan lain-lain. Deteksi kanker di stadium lanjut ditengarai karena masyarakat baru memutuskan pergi ke dokter ketika ada gejala yang parah.

Padahal, kanker dapat terdeteksi dini. Pemeriksaan deteksi dini memberikan keuntungan karena semakin tinggi tingkat ketahanan hidupnya, bahkan kanker berpotensi diatasi tuntas dengan tindakan pembedahan.

Dari segi biaya, tes deteksi dini memberikan keuntungan karena semakin dini terdeteksi maka semakin kecil biaya yang dibutuhkan untuk penyembuhan. Yang paling penting, salah satu upaya mendeteksi dini kanker adalah mengenali gejala awal kanker.

Gejala

Ada sejumlah gejala kanker yang patut diingat. Pertama, benjolan.Walaupun tidak semua benjolan mengarah pada kanker, namun benjolan yang tiba-tiba timbul pada area tubuh perlu mendapat perhatian lebih.

Kedua, adalah batuk dengan suara serak. Menurut Fadjar, batuk kronis atau batuk yang menetap dalam jangka waktu lama dan disertai suara serak bisa jadi merupakan salah satu gejala dari kanker laring, paru atau pun kelenjar getah bening.

Ketiga, perubahan pola buang air besar dalam bentuk sulit buang air besar, diare, buang air besar berdarah, dan sebagainya. Perubahan frekuensi, jumlah dan konsistensi feses biasanya dipengaruhi oleh apa yang kita konsumsi ataupun obat-obatan yang sedang dikonsumsi. Jika sering terjadi dan berulang, bisa jadi itu merupakan gejala dari kanker usus besar.

Keempat adalah perubahan kebiasaan buang air kecil (BAK). Infeksi saluran kemih umum terjadi terutama pada wanita. Nyeri saat buang air kecil, terdapat darah pada urine atau saat buang air kecil tidak lampias bisa jadi merupakan gejala dari infeksi saluran kemih atau kanker di kandung kemih, ginjal ataupun prostat.

Kelima, rasa nyeri. Nyeri merupakan salah satu sinyal yang dikirimkan tubuh apabila terdapat masalah. Berdasarkan American Cancer Society nyeri yang dialami oleh pasien kanker umumnya tidak spesifik dan biasanya menyebar.

Keenam, penurunan berat badan. American Cancer Society menyebutkan penurunan berat badan yang drastis bisa jadi merupakan gejala awal kanker semisal kanker pankreas, lambung, paru hingga esofagus.

Ketujuh, pendarahan. Batuk yang disertai darah bisa jadi merupakan gejala kanker paru. Contoh lain, pendarahan dari vagina bisa jadi merupakan tanda dari kanker serviks.

Selain mendeteksi, ada cara yang juga bisa dilakukan untuk mencegah kanker. "Hindari merokok atau asap rokok orang lain," ujar Fadjar.

Pencegahan lain yakni menghindari sinar matahari dan konsumsi alkohol berlebihan. Mengatur asupan makanan semisal mengurangi lemak hingga 30% dari kalori total untuk mengurangi risiko terjadinya kanker.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×