kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Coca-Cola memangkas penggunaan plastik


Rabu, 14 Juni 2017 / 11:00 WIB
Coca-Cola memangkas penggunaan plastik


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Coca-Cola meluncurkan teknologi baru di Indonesia belum lama ini. Inovasi itu bertajuk affordable small sparkling package. Inovasi teknologi ini diklaim mampu mengurangi penggunaan plastik hingga 40% atau lebih dari 800 ton per tahun di tanah air.

Direktur Public Affairs & Communications PT Coca Cola Indonesia, Triyono Prijosoesilo mengatakan, pengurangan penggunaan plastik tersebut disokong oleh perubahan material pembuatan kemasan yang berkualitas tinggi. "Kini, sebanyak 30% botol berasal dari bahan organik tanaman tebu," ungkapnya kepada KONTAN, Selasa (13/6).

Untuk mengembangkan teknologi botol plastik affordable small sparkling package yang ramah lingkungan, Coca-Cola mengandeng KHS GmbH, perusahaan asal Jerman. Nilai investasi untuk membangun pabrik kemasan affordable small sparkling package di Cikedon, Jawa Barat mencapai US$ 21 juta. Sedangkan kapasitas produksi pabrik tersebut 188.000 botol per jam.

Asal tahu saja, sejak 2014 lalu, Coca-Cola Amatil Indonesia sudah menginvestasikan US$ 500 juta. Perusahaan ini dalam tiga tahun terakhir telah menghabiskan US$ 240 juta untuk lini pemasaran, distribusi, dan inovasi teknologi plastik kemasan.

Grant McClean, Techincal Manager Supply Chain Coca-Cola Amatil Indonesia mengklaim, perubahan teknologi dalam kemasan botol plastik ini tidak banyak mempengaruhi produksi dan biaya ritel produk. "Kapasitas produksi tetap 200 juta botol per tahun," klaim Grant.

Di samping pemakaian plastik bakal berkurang signifikan, pihak Coca-Cola juga bisa menghemat biaya produksi. Sebelum menerapkan teknologi affordable small sparkling package, satu buah botol Coca-Cola menggunakan 20 gram plastik. Setelah menerapkan affordable small sparkling package menjadi 9,6 gram plastik per botol.

Pemanfaatkan teknologi ini menjadi perwujudan dari visi dan misi Coca Cola dalam pengembangan kemasan yang berkelanjutan atawa sustainable packaging. "Juga bisa didaur ulang dengan mudah," terang Grant.

Triyono menjelaskan, konsumen menyambut baik penggunaan botol kemasan plastik ramah lingkungan ini. Coca- Cola optimistis tahun ini penjualan akan tumbuh lebih baik ketimbang tahun lalu. "Dari sisi kapasitas produksi sudah siap. Animo masyarakat sangat antusias dengan model packaging baru ini," ujarnya.

Sementara itu menyambut Lebaran, Coca-Cola memanfaatkan momentum ini untuk mengerek penjualan. Menurut Triyono, Lebaran bisa menyumbang pendapatan sekitar 30% dari total penjualan dalam setahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×