kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cegah Corona, Minat Sebagian Warga Makan di Restoran dan Kafe Belum Pulih


Jumat, 16 Oktober 2020 / 13:14 WIB
Cegah Corona, Minat Sebagian Warga Makan di Restoran dan Kafe Belum Pulih
ILUSTRASI. Aktivitas koki saat memasak untuk pengunjung di sebuah hotel di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Senin (8/6/2020). Tribunnews/Jeprima


Reporter: Nathasya Elvira, Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi di DKI Jakarta sudah berlangsung sejak Senin (12/10). Merujuk ketentuan yang dibuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sejumlah sektor usaha bisa kembali beroperasi dengan memenuhi sejumlah ketentuan.

Salah satunya, restoran, kafe dan tempat makan diperbolehkan melayani pengunjung untuk makan di tempat (dine in). Hal ini termuat dalam Pergub Nomor 101 Tahun 2020 di pasal 12 ayat 1. Meski demikian, pelaku usaha kuliner yang melayani makan di tempat wajib memenuhi sejumlah persyaratan terkait protokol kesehatan demi perlindungan kesehatan masyarakat.

Bagi sejumlah masyarakat di Jakarta, PSBB transisi menjadi kesempatan untuk kembali berkunjung dan makan di restoran dan kafe favoritnya. Salah satunya, Lian Kandari (36) karyawati salah satu perusahaan swasta di Jakarta.

Sebelum pandemi Covid-19, dalam seminggu Lian bisa tiga hingga lima kali makan bareng bersama teman dan koleganya di beberapa restoran dan cafe di selatan dan pusat Jakarta. 

Namun, saat corona mulai melanda, kebiasaan ini berubah. Perusahaan tempatnya bekerja menerapkan sistem bekerja dari rumah (work from home).

Lian pun mengaku, ia dan keluarga taat menjalankan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker jika terpaksa harus keluar rumah, menjaga jarak dan mencuci tangan lebih sering (3M). "Saya juga lebih memilih masak sendiri karena lebih aman dan nyaman," ujar ibu dua anak ini kepada Kontan.co.id, Kamis (15/10).

Nah, seiring PSBB transisi di Jakarta yang dimulai sejak 12 Oktober 2020, Lian sudah beberapa kali mengobati kangen dengan dine in di restoran favoritnya. Tentunya dengan tetap mengenakan masker, kecuali saat makan dan minum.

Namun, ia punya syarat yang tidak bisa ditawar. "Saya hanya memilih resto yang menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Seperti membatasi jumlah pengunjung dan memberikan jarak antar pengunjung, itu penting," tandasnya.

Baca Juga: Cegah Covid-19, direktur Easparc Hotel (EAST) selalu jaga jarak dan pakai masker

Aurelia Gracia Novena (21), mahasiswa yang tinggal di daerah Jakarta Timur punya cerita lain lagi. Ia mengaku, sejak pandemi Covid-19 sangat membatasi aktivitas di luar rumah. 

Padahal, sebelumnya Aurelia sangat sering makan dan kongkow di kafe dengan teman-temannya. Di Jakarta, ia dan teman-temannya punya tempat makan sekaligus tempat nongkrong favorit di sejumlah mal, seperti Mal Kota Kasablanka dan Senayan City.

Sudah hampir tujuh bulan terakhir, ia memilih makan masakan ibunya di rumah. "Kalo kepingin makanan tertentu, saya pesan makanan via aplikasi online," ujarnya.

Bahkan, meski kini pengunjung sudah dibolehkan dine in di restoran dan cafe, Aurelia mengaku sama sekali tidak tertarik. Menurut Aurelia, meskipun sudah ditetapkan protokol kesehatan, orang-orang yang berada dalam satu ruangan apalagi tidak mengenakan masker sangat berpotensi untuk tertular Covid-19.

"Selama jumlah masyarakat yang terpapar covid-19 belum menurun secara drastis, saya berusaha untuk tidak kumpul dengan teman-teman atau anggota keluarga lainnya," imbuh Aurelia yang sejak Maret tidak pernah lagi bertemu teman-temannya secara langsung.

Senada, Eva (37) hingga kini juga memilih untuk tidak makan di luar rumah. Sebelum pandemi corona, saat jam istirahat kerja, ia dan teman-teman kantornya kerap makan siang bareng di kafe dan rumah makan di sekitar daerah Kramat Raya, Jakarta Pusat.

Seiring pandemi corona, kantor tempat ia bekerja menerapkan work from home. Tapi dalam satu minggu, ia tetap harus bekerja dari kantor satu hari. Namun sekarang ia membawa bekal makanan sendiri dari rumah. Jika tak sempat masak, ia membeli makanan jadi dan take away.

"Enggak dulu, deh, kalo harus makan di luar. Saya punya anak masih kecil dan orangtua yang tinggal serumah. Kasihan mereka kalo saya kenapa-napa," tandasnya.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Gubernur BI ajak masyarakat selalui menerapkan 3M dalam aktivitasnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×