Bengkulu minta pemerintah kirim dana atasi DBD

Jumat, 19 Februari 2016 | 16:50 WIB Sumber: Antara
Bengkulu minta pemerintah kirim dana atasi DBD


Bengkulu. Pemerintah Provinsi Bengkulu meminta pemerintah pusat menambah dana penanganan penyakit menular Demam Berdarah Dengue (DBD) yang sudah mewabah di daerah ini, khususnya Kota Bengkulu yang sudah berstatus kejadian luar biasa.

Wakil Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah saat menerima kunjungan kerja Anggota Komisi IX DPR RI memonitor penanganan DBD di Kota Bengkulu, mengatakan, anggaran penanggulangan penyakit menular dari APBD Provinsi Bengkulu tahun anggaran 2016 hanya Rp 75 juta dan Rp 300 juta dari APBN 2016.

"Alokasi dana sangat terbatas untuk penanggulangan penyakit menular, termasuk DBD, karena itu kami harapkan bantuan dana dari pusat," kata Rohidin, Jumat (19/2).

Ia menjelaskan jumlah APBD Provinsi Bengkulu hanya Rp 2,4 triliun sudah teralokasi sebesar 70% untuk membayar gaji pegawai sehingga anggaran untuk program pembangunan dan peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat tidak optimal.

Penanganan kasus DBD di Bengkulu menurutnya sudah mendesak, sebab sejak Oktober 2015 hingga Februari 2016, jumlah kasus DBD di daerah ini mencapai 1.300 kasus dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 27 orang.

Menanggapi hal ini Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Syamsul Bachri mengatakan bahwa anggaran bidang kesehatan sudah mencapai 5% dari APBN tahun anggaran 2016.

"Ada peningkatan yang cukup signifikan untuk bidang kesehatan, karena itu seharusnya kualitas pelayanan kesehatan masyarakat lebih optimal, termasuk penanggulangan penyakit menular," ucapnya.

Wabah penyakit DBD di Bengkulu dan daerah lain di Nusantara menurutnya melatarbelakangi kunjungan kerja spesifik dari Anggota Komisi IX, untuk melihat upaya pemerintah menangani wabah DBD.

Ia mengatakan alokasi anggaran penanggulangan penyakit menular harus disesuaikan dengan kondisi spesifik penularan penyakit tersebut.

"Misalnya untuk penanganan DBD yang seharusnya melibatkan masyarakat maka alokasi dana digunakan untuk sosialisasi dan pendampingan masyarakat, bukan pengadaan alat seperti kelambu dan lainnya," katanya.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu empat kabupaten dan kota dengan jumlah kasus DBD tertinggi yakni Kota Bengkulu, Kepahiang, Rejanglebong dan Bengkulu Tengah dengan 511 kasus yang tercatat selama Januari dan Februari 2016.

(Helti Marini Sipayung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto

Terbaru