Ada loh, empal yang berenang di kuah bening

Rabu, 24 September 2014 | 14:07 WIB   Reporter: Surtan PH Siahaan
Ada loh, empal yang berenang di kuah bening

ILUSTRASI. 5 Minuman yang Bagus untuk Sahur Selain Air Putih.


CIREBON. Para pencinta kuliner nusantara tentu sudah tidak asing dengan empal gentong. Seperti nasi jamblang dan nasi lengko, bisa dibilang, wajib hukumnya bagi pecinta kuliner menyantap makanan ini saat berkunjung ke Cirebon.

Sayang, tak semua orang suka menikmati kudapan berkuah ini, apalagi yang takut kuah santan. Ya, tentu kita sudah tahu, empal gentong berkuah santan.

Tapi, tenang, yang ogah kuah santan masih bisa, kok, mencicipi kenikmatan empal nan gurih. Kota Udang di Jawa Barat ini masih punya varian lain: empal asem.

Yang menjadi pembeda utama adalah empal asem sama sekali tidak menggunakan santan. Alhasil, kuahnya bening, beda dengan empal gentong, berkuah pekat.

Memang, sih, empal asem masih kalah populer dari saudaranya, empal gentong. Di Cirebon sekali pun, tak banyak kedai yang menjual empal asem, tidak seramai warung empal gentong.

Tapi, soal rasa, empal asem enggak kalah lezat, deh. Bahkan, kuliner ini bercita-rasa yang khas: gurih dengan sensasi asam nan segar. Nah, salah satu kedai yang menawarkan empal asem dengan rasa yang sedap betul di Cirebon adalah empal Gentong dan empal asem H. Apud.

Selain rasa empal asemnya yang khas, kedai ini kesohor karena merupakan satu dari dua penjual empal yang merintis warung empal dengan konsep rumahmakan. Dan, meski empal asem baru masuk menu pada tahun 2009, justru makanan ini yang bikin populer kedai tersebut.

Walhasil, banyak pengunjung dari luar kota yang lebih mengenal kedai itu. Termasuk sederet artis, seperti Diah Permata Sari, Rano Karno, Dedy Mizwar, serta Tantri Kotak. Letak kedai milik Machfud ini ada di Jalan Ir. H. Juanda Nomor 24 Battembat, Plered.

Tidak sulit, kok, menemukan kedai yang berdiri 19 tahun itu. Kalau Anda menggunakan mobil pribadi dari arah Jakarta, ambil jalan menuju pusat kota Cirebon via Jalan Siliwangi. Setiba di perempatan Alun-Alun Kejaksaan, belok kanan menuju Jalan R.A. Kartini sampai ketemu perempatan.

Lurus saja hingga Jalan Raya Kedawung atau Jalan Ir. H. Juanda. Posisi empal Gentong dan empal Asam H. Apud sebelum perempatan Jalan Raya Plumbon-Palimanan, ada di kiri jalan. Suasana kedainya sangat nyaman lantaran bersih dan rapi. Ada juga ruangan bebas asap rokok dengan pendingin udara (AC).

Total kapasitas kedai ini sangat besar, mencapai 130 orang. Meski begitu, kalau mau kebagian tempat duduk, Anda sebaiknya menghindari datang pada akhir pekan.

Cuma harap diingat, tiap dua minggu sekali, biasanya saban hari Selasa, kedai tersebut tutup. Cukup, ya, penjelasan singkat soal kedai ini. Sekarang waktunya icip-icip.

Setelah memesan, tidak sampai 10 menit empal asem terhidang di atas meja. Dari segi penampilan, empal asem punya tampang yang mirip sop. Selain penuh potongan daging sapi, irisan tomat serta daun bawang ikut berenang di dalam kuah bening yang sedikit berminyak.

Tak ketinggalan, irisan tipis belimbing wuluh atawa belimbing keris yang bertanggungjawab membuat rasa kuah menjadi segar. Seruput dulu kuah empal yang masih mengepul. Rasanya sangat segar.

Ada rasa asam dengan rasa kaldu sapi yang gurih. Sebelum pertarungan berlanjut, tambahkan sambal cabai hijau ke dalam kuah. Bila Anda suka rasa yang lebih ramai, boleh juga meneteskan kecap manis sesuai selera.

Daging kualitas satu

Oh, iya, biar lebih mantap, jangan lupa celupkan kerupuk kulit ke dalam kuah. Menurut Apud, panggilan sehari-hari sang pemilik kedai, rasa gurih kerupuk akan larut ke dalam kuah. Betul saja, begitu dicicipi rasa kuah empal bertambah rasa gurih dengan sedikit asin.

Kerupuk kulit berbentuk kotak kotak kecil ini juga sukses menambah sensasi renyah saat menyantap empal asem. Rasa sambal cabai hijau yang ternyata cukup pedas akan membuat Anda semakin penasaran, dan terus menyendok empal asem ke dalam mulut.

Tambah lagi, daging empal racikan Apud empuk dan lembut. Dagingnya enggak keras lantaran melalui proses perebusan yang lumayan lama, sekitar empat jam.

Yang membuat nafsu makan makin kencang, aroma kaldu sapi yang wangi dari kuah tercium cukup kuat. Menurut Apud, untuk mengolah daging supaya empuk, dia punya aturan yang cukup tegas. Proses pemasakan berlangsung mulai jam empat subuh sampai delapan pagi. Juru masak harus teliti menjaga api selama perebusan.

Dagingnya juga harus kualitas satu, tambah Eroh Masruroh, anak Apud yang sehari-hari ikut mengelola kedai. Bahkan, kepada pemasok langganan, Apud tidak segan menolak daging jika kualitasnya di bawah standar.

Resep lain kelezatan empal asem buatan Apud ada pada campuran air rebusan tulang dan kepala sapi. Ketika merebus setiap 50 kilogram daging, pria 59 tahun ini juga menambahkan satu kepala dan sejumlah tulang sapi. "Jadi, Kuah empal asem tetap gurih meski tanpa santan,"  beber dia.

Enggak heran, Sigit Juwali ketagihan makan empal asem besutan Apud karena rasanya yang segar. Selain itu, empal asem juga lebih sehat sebab tidak memakai santan. "Rasa empal asamnya dari dulu sampai sekarang juga sama, seminggu minimal sekali saya ke sini,"  kata warga Cirebon ini. Sudah enak, harganya juga enggak mahal-mahal amat, kok.

Seporsi empal asam hanya Rp 16.000, plus nasi menjadi Rp 19.000. Tambah sate kambing, satu porsi berisi lima tusuk, cuma Rp 14.000. Adapun satu plastik kerupuk kulit cuma dihargai Rp 2.000. Sebagai pelepas dahaga, ada teh manis segar yang bisa Anda pesan dengan harga Rp 3.000. Silakan buktikan, deh, kalau sedang berada di Cirebon.

- Empal Gentong dan asem H. Apud Jl. Ir. H. Juanda No. 24 Batterbar, Cirebon Telp. 0231-211055

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia

Terbaru