kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tingkat obesitas anak Indonesia termasuk tertinggi di kawasan Asia Pasifik


Senin, 09 April 2018 / 14:59 WIB
Tingkat obesitas anak Indonesia termasuk tertinggi di kawasan Asia Pasifik
ILUSTRASI. Bocah Obesitas Asal Karawang


Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR, MALAYSIA. Indonesia termasuk negara dengan tingkat pertumbuhan kegemukan (obesitas) anak-anak tertinggi di Asia-Pasifik. Selain negara kita, Malaysia, Singapura, dan Thailand juga paling kelebihan berat badan di Asia Tenggara.

Di kawasan Asia Pasifik, sepanjang kurun waktu tahun 2000 hingga 2016, jumlah anak-anak berumur kurang dari lima tahun dengan kelebihan berat naik setinggi 38%. "Dan masalahnya semakin bertambah," kata Sridhar Dharmapuri, pegawai keamanan dan gizi pangan di Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) di Bangkok.

"Tingkat pertumbuhan obesitas di Asia-Pasifik lebih tinggi daripada banyak negara lain," kata Dharmapuri kepada Thomson Reuters Foundation.

Saat ini Amerika Serikat masih memimpin tingkat obesitas orang dewasa di dunia. Disusul kemudian oleh Meksiko, Selandia Baru. dan Hungaria. Sebaliknya, menurut laporan negara-negara anggota oleh Organisasi Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi Paris, tingkat obesitas terendah disandang oleh Jepang dan Korea Selatan.

Peningkatan cepat obesitas di kalangan anak muda di Asia-Pasifik mengkhawatirkan karena anak-anak yang kelebihan berat badan berisiko lebih tinggi menjadi obesitas saat dewasa, termasuk menderita masalah kesehatan yang serius seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan penyakit hati.

Biaya untuk warga yang kelebihan berat badan di seluruh kawasan Asia Pasifik sekitar US$ 166 miliar per tahun, menurut laporan terbaru Asian Development Bank Institute (ADBI) mengatakan. Padahal, di lain pihak, banyak dari negara-negara ini juga tengah berjuang mengatasi kekurangan gizi di antara warga negara mereka.

Meningkatnya tingkat kekayaan di kawasan tersebut selama 20 tahun terakhir telah memainkan peran utama dalam peningkatan tingkat obesitas, kata para peneliti. "Daerah ini telah mengalami pertumbuhan ekonomi sehingga makanan menjadi tersedia dengan harga yang relatif lebih murah," kata Matthias Helble, seorang ekonom di ADBI di Tokyo.

Nah, "bom waktu obesitas" ini akan menjadi bahan pembahasan oleh 46 negara anggota yang menghadiri konferensi FAO untuk Asia dan Pasifik di Fiji, Senin 9 April 2018 ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×