kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penderita serangan jantung harus tetap gemuk?


Senin, 03 Juli 2017 / 10:27 WIB
Penderita serangan jantung harus tetap gemuk?


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Orang gemuk yang pernah terkena serangan jantung seharusnya tidak dianjurkan untuk diet. Menurut penelitian, dalam tiga tahun setelah serangan jantung, orang dengan obesitas ringan justru 30% lebih mungkin untuk bertahan hidup dibandingkan dengan orang-orang yang memiliki berat badan normal.

Ahli kardiologi Dr. Ian Neeland, dari UT Southwestern Medical Center, mengatakan, “Pesan dari temuan ini adalah bahwa jika Anda pernah mengalami serangan jantung dan Anda kelebihan berat badan atau sedikit gemuk, Anda seharusnya tidak mencoba menurunkan berat badan secara agresif pada periode awal setelah serangan jantung.”

Ini bukan berarti pasien dengan berat badan normal harus mencoba menambah berat badan. Namun menurut Dr Neeland, dokter harus lebih fokus pada pasien jantung yang memiliki berat badan normal dan tidak boleh berasumsi bahwa karena berat badannya normal, mereka mungkin akan lebih sehat.

Sedikit gemuk yang dimaksud di atas adalah mereka yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) 30 sampai 34,9 dibandingkan dengan orang dengan berat badan normal yang memiliki BMI antara 18,5 dan 24,9. Seseorang dikelompokkan sebagai obesitas yang tidak sehat jika BMI mereka 40 atau lebih.

Setiap hari di Inggris, sekitar 530 orang dilarikan ke rumah sakit karena menderita serangan jantung, dan 190 diantaranya tidak berhasil diselamatkan.

Temuan baru ini mendukung penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa orang-orang sedikit gemuk yang memiliki penyakit kronis cenderung lebih bisa bertahan dibanding mereka yang memiliki tubuh lebih ramping.

Neeland mengatakan, ada sejumlah teori mengapa temuan yang dikenal sebagai paradoks obesitas ini terjadi. "Salah satunya adalah bila Anda gemuk, maka Anda memiliki lebih banyak cadangan energi untuk memerangi penyakit," katanya. "Anda bisa menghadapi badai dengan lebih baik."

Meski ada temuan ini, Neeland mengatakan kita harus tetap ingat bahwa orang gemuk memiliki risiko lebih besar terhadap kondisi kesehatan lain yang bisa menyebabkan kematian, termasuk diabetes, tekanan darah tinggi dan kolesterol.

Dr. James de Lemos, yang juga ikut ambil bagian dalam penelitian ini, mengatakan bahwa temuan tersebut mengindikasikan bahwa faktor selain BMI kemungkinan ikut menentukan bagaimana pasien dengan penyakit jantung akan melewatinya.

"Meski obesitas jelas merupakan faktor risiko bagi diabetes dan penyakit jantung, (tapi) sekali seseorang mengalami serangan jantung, kondisi ini tidak bisa diputus begitu saja," katanya.

Studi ini dipublikasikan di European Heart Journal dengan melihat catatan medis dari 19.499 pasien di AS, yang menderita serangan jantung. Hasilnya, pasien yang sedikit gemuk memiliki nasib lebih baik, sedangkan orang dengan berat badan normal atau sangat gemuk memiliki peluang bertahan terburuk. (Kahfi Dirga Cahya)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×